Thursday, October 1, 2015

PRIBADI YANG RENDAH HATI



MATIUS  3:1-12
PRIBADI YANG RENDAH HATI
Alkitab menyatakan bahwa Yohanes pembaptis memiliki hubungan yang dekat dengan Yesus (sepupu) karena ibunya (Elisabeth) masih ada hubungan kekerabatan (sepupu pula) dengan Maria (ibu Yesus). Selain itu kelahiran Yohanes Pembaptis juga ajaib dan mengherankan sebab ia dilahirkan dari seorang wanita yang sebenarnya mandul. Juga ketika Ia berada dalam kandungan, ayahnya  mendadak menjadi bisu dan baru dapat berbicara ketika Yesus lahir.
Sesungguhnya ada banyak alasan bagi Yohanes untuk membanggakan diri atau menjadi seorang yang “besar”. Namun Yohanes tidak melakukan itu, ia tetaplah seorang yang rendah hati. Padahal Ia adalah pembuka jalan bagi kedatangan Sang juruslamat yang sudah dinubuatkan sejak zaman nabi Yesaya (yohanes 40 : 3). Yohanes berkata, “Aku membabtis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan tetapi Dia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melapaskan kasut-Nya. Dia akan membabtis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api “(mat. 3 :11). Simak pula pernyataan Yohanes, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil “(yoh. 3n : 30). Hal Ini menunjukkan bahwa Yohanes tidak haus pujian atau ingin dihormati, ia tetap menempatkan Yesus sebagai yang utama dan terbesar. Dialah yang patut ditinggikan dan diagungkan, bukan dirinya.
Yohanes pembabtis telah memberikan teladan yang luar biasa bagi setiap orang percaya untuk memaknai hidup yaitu membawa syalom bagi sesama. Sering kali ketika seseorang sudah dipercaya, baik dalam organisasi gereja maupun dalam bidang lainnya sep. banyak pemimpin pada umumnya, hatinya mulai berubah, apalagi kalau merasa sudah popular. Terkadang Ia mulai membusungkan dada sehingga dalam hal pelayanan atau pekerjaan terkadangpun mulai pilih-pilih ; mau melayani asal fasilitas yang disediakan sesuai dengan yang dikehendaki, atau mau membantu sesama asalkan ada balasannya. Kita sudah lupa dengan esensi sebagai seorang “hamba” yaitu untuk melayani dan bukan dilayani. Kita ini adalah hamba yang diutus untuk membawa syalom seperti Yohanes. Amin!

Monday, August 31, 2015

KITA ADALAH PEMENANG

Roma 8 :35-39
KITA ADALAH PEMENANG

Semua orang ingin menjadi pemenang. Karena itu, ketika membaca Roma 8 :37 yang berkata bahwa setiap pengikut kristus kita “lebih dari orang-orang pemenang”, kita merasa gembira. Namun apa maksud ungkapan diatas ?
Rasul Paulus memulai Roma 8 dengan menceritakan tentang kasih karunia Allah yang mengutus Putra-Nya, Yesus, untuk mati menebus dosa kita. Kemudian ia juga mengatakan bahwa semua orang percaya akan mendapat pertolongan Roh kudus yang akan memberi kemenangan atas kuasa dosa dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya Rasul Paulus berbicara tentang kasih Kristus yang tak berkesudahan. Dalam keadaan tertentu kita mungkin merasa sendirian dan kalah, tetapi sesungguhnya kita adalah pemenang karena tidak ada sesuatu pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Maka seorang Kristen hendaknya tidak berputus asa, atau berusaha lari dari tantangan. Penderitaan harus dihadapinya. Mungkin kadangkala penderitaan membuat kita beranggapan bahwa kita telah ditolakoleh Yesus. Namun, firman Tuhan menyatakan bahwa tidak mungkin Kristus berbalik menolak kita atau Allah berbalik memusuhi kita. Kematian-Nya untuk kita merupakan bukti kasih yang tidak dapat dikalahkan oleh apapun. Kasih-Nya melindungi kita dari berbagai bentuk kekuatan apapun yang berupaya menguasai dan mengalahkan kita. Kematian-Nya yang begitu besar seharusnya membuat kita merasa aman dan menang di dalam Dia. Karena Kristus dan kasih-Nya yang tak berkesudahan bagi kita, maka kita adalah pemenang!

Abaikan kuasa yang lain yang ada disekitar anda

 jagalah kuasa kasih Kristus dalam diri anda.

Friday, August 28, 2015

JANGAN MENYOMBONGKON DIRI

1 Korintus  4 : 6-10
JANGAN MENYOMBONGKON DIRI
 
Pater Edward,  mohon petunjuk untuk mengatasi akar dosa kesombongan. Kesombongan adalah ibu dari segala  akar dosa. Kesombongan tidak peduli kebaikan  bagi sesame manusia. Kesombongan ingin mengendalikan kehidupan dan orang lain. Kesombongan nyata dalam amarah, kritik dan menganggap orang lain itu bodoh.
Melalui suratnya, Paulus mengajak orang korintus untuk tidak menganggap diri lebih pandai, lebih penting, dan lebih berkuasa dari orang lain. Bagi Paulus, semestinya “para pelayan termasuk Rasul” merendahkan diri bukan kalau perlu merendahkan diri dihadapan setiap orang. Bagi orang Korintus, mereka menganggap diri lebih kaya dalam karunia dan berkat dari pada Paulus karena itu Paulus tidak layak memberitakan Injil bagi mereka. Paulus mengajak orang untuk tidak menilai orang lain hanya berdasarkan penilaian – peilaian status social  dan hal-hal formalitas saja. Tetapi lihatlah sesame manusia secara arif berdasarkan cara Yesus yang penuh kasih, merendahkan diri  bahkan pengorbanan diri.
Mungkin selama ini kita menilai seseorang menurut status sosialnya dengan apa yang ada padanya atau menilainya dari segi siapa yang mengutus dia dan apa yang diberitakan. Selanjutnya apakah kita mengakui bahwa apa yang ada pada diri kita adalah milik Tuhan. Dan karena milik Tuhan maka kita merendahkan diri dihadapannyaserta bersyukur kepada-Nya. Kemudian bagaimana kita nyatakan dalam hubungan dengan sesama. Apakah kita selama ini yang ada pada kita tidak menghalangi kita mendengarkan siapa saja yang memberitakan firman Tuhan. Dasar dari kerendahan hati Kristen adalah menyadari bahwa bakat karunia rohani yang kita miliki berasal dari Allah.

“Rendahkan diri serendah-rendahnya

sampai tidak ada lagi tempat kita jatuh (anomin)

Thursday, July 2, 2015

Khotbah Syukuran....“ALA BISA KARENA BIASA…!”



“ALA BISA KARENA BIASA…!”
( Mazmur 111 : 1 – 10 )

Saudara-saudara yang dikasihi di dalam Yesus Kristus,
                Predikat sebagai makhluk yang berbudaya adalah sebuah gelar atau sebutan yang sering
dilekatkan pada diri manusia. Manusia identik dengan budaya. Sehingga ketika kita berbicara tentang budaya, maka secara otomatis kita berbicara tentang manusia. Dan setiap kali kita kita berbicara tentang manusia maka secara otomatis pula kita berbicara tentang hakekatnya sebagai makhluk berbudaya. Hal inilah yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan lainnya. Sehingga manusia juga disebut sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia. Di luar manusia, tidak ada ciptaan lain yang mengenal budaya atau bisa berbudaya.
            Budaya berasal dari kata ‘budhi’ yang dapat diartikan sebagai akal atau pikiran. Sehingga budaya dapat diartikan sebagai sebuah upaya pendayagunaan akal atau pikiran manusia, demi menunjang proses kelangsungan hidupnya dan ciptaan Tuhan yang lainnya menuju ke arah yang lebih baik. Sehingga proses pendayagunaan akal/pikiran yang terus menerus ini dapat diandaikan sebagai sebuah latihan dalam menggunakan akal/pikiran agar terbiasa dengan hal-hal yang dikehendaki oleh Allah dan berguna bagi kehidupan manusia dan ciptaan Allkah lainnya. Dalam hal ini, lingkungan dimana (tempat, dengan siapa, dan bagaimana) seseorang berproses dalam melangsungkan kehidupannya, maka itu jugalah yang menentukan kualitas dan bentuk budaya yang dihasilkannya. Budaya tersebut muncul sebagai suatu hasil pikiran yang telah dibentuk oleh lingkungannya, yang nampak melalui perilaku. Kemudian perilaku itu terjadi secara berulang-ulang. Lalu muncul sebagai sebuah kebiasaan-kebiasaan diri atau budaya diri. 
Saudara-saudatra yang dikasihi di dalam Yesus Kristus,
                Melalui pembacaan kita pada saat ini, diceritakan tentang sebuah budaya diri seorang pemazmur dan keluarganya. Budaya ini sudah menjadi identitas dan karakter dirinya. Budaya tersebut dapat disebut sebagai ‘budaya bersyukur’. Mengapa disebut seperti itu? Karena hal bersyukur adalah suatu kebiasaan yang telah menjadi ciri khas hidupnya. Dan berlangsung secara terus-menerus dalam mewarnai kehidupannya.  Bahkan sudah menjiwai keseluruhan aspek perjalanan hidupnya. Pemazmur dalam menjalani rutinitas kesehariannya selalu berusaha untuk meluangkan waktunya agar bisa berkumpul dengan keluarga dan sesamanya (jemaah) untuk beribadah kepada Tuhan. Dalam ibadahnya, pemazmur selalu menaikkan pujian dan ungkapan syukurnya kepada Tuhan. Dan ungkapan syukur tersebut dinyatakan dengan tulus dan bukan sebagai kepura-puraan. Ia melakukannya dengan sepenuh hati. Semua yang dilakukannya tidak lain sebagai bentuk kesaksiannya atas segala karya Tuhan yang sungguh ajaib. Ia selalu merenung-renungkan (menyelidiki) perbuatan-perbuatan Tuhan dalam hidupnya. Dan iapun menyaksikan bahwa Tuhan itu sungguh peduli dan selalu memberikan rejeki kepada orang-orang yang takut kepada-Nya. Memberikan milik pusaka kepada umat-Nya. Tuhan itu penuh dengan kebenaran, keadilan dan kejujuran. Segala titah-Nya teguh, kokok untuk selamanya. Bahkan mampu membebaskan umat-Nya yang terbelenggu.
            Pemazmur begitu hafal dengan sifat-sifat dan tindakan Tuhan, karena ia sudah lama terbiasa bergaul dengan Allah. Dekat dengan Tuhan adalah sebuah hal utama bagi dirinya. Sebab ia yakin bahwa sumber hikmat adalah takut (hormat) kepada Tuhan. Perasaan hormat dan kedekatannya kepada Tuhan telah membentuk karakternya sebagai orang yang berhikmat. Dengan hikmat dari Tuhan, ia diberikan akal budi yang baik. Akal budi yang baik inilah yang telah menjadikannya untuk selalu mampu berbuat baik, bahkan bisa selalu bersyukur. Kebiasan bersyukur adalah sebuah hal yang telah melekat pada dirinya. Pemazmur selalu mampu bersyukur kepada Tuhan karena ia sudah terlatih membiasakan diri melakukannya. Ala bisa karena biasa!
Saudara-saudara yang dikasihi di dalam Yesus Kristus,
                Ketika kita berkumpul satu dengan yang lain pada saat ini, di tempat ini, maka nilai apakah yang mendasarinya? Kita berkumpul, tidak lain adalah untuk menyatakan ungkapan syukur kita kepada Tuhan. Juga dimaksudkan untuk berbagi kesaksian kepada sesama, agar orang lain juga bisa datang dan dekat kepada Tuhan. Kita mengucap syukur kepada Tuhan karena terlalu banyak kebaikan yang telah, dan akan terus dilakukan-Nya bagi kita. Memang, kalau kita hanya melihat dengan mata telanjang kita, mungkin banyak kebaikan Tuhan yang akan luput dari perhatian kita. Tetapi apabila kita menyelidikinya dan senantiasa merenung-renungkannya dengan mata iman kita, maka kita pun akan tersadar bahwa ternyata begitu banyak kebajikan Tuhan yang selalu terjadi bagi kita. Tuhan selalu mencurahkan berkat-Nya bagi umat-Nya yang percaya kepada-Nya.
                Memang tidak begitu gampang bagi semua orang untuk bisa datang bersyukur kepada Tuhan. Banyak orang yang merasa tidak ada yang perlu disyukuri. Atau banyak orang yang merasa belum mengalami kebaikan Tuhan atas dirinya. Mengapa? Karena kita belum mengenal sifat-sifat Tuhan karena tidak terbiasa bergaul dengan Tuhan. Kita tidak terbiasa menyelidiki perbuatan-perbuatan dan kebaikan Tuhan di dalam diri kita. Terlalu banyak waktu dan pikiran kita disita oleh hal-hal yang tidak penting dan bersifat duniawi, sehingga kita mengabaikan hal yang utama dalam hidup kita. Padahal Tuhan sudah memberikan kita akal/pikiran agar bisa membaca segala kehendak dan perintah-Nya. Ia memperlengkapi kita dengan sarana untuk bisa memahami maksud dan karya-Nya.
            Pemazmur mengajak kita untuk senantiasa takut kepada Tuhan. Sebab permulaan hikmat adalah takut kepada Tuhan. Takut berarti hormat kepada-Nya.  Takut kepada Tuhan memampukan setiap orang untuk berakal budi yang baik. Akal budi yang baik akan menciptakan perilaku yang baik. Perilaku yang baik akan memungkinkan seseorang untuk memiliki budaya yang baik, termasuk kebiasaan menaikkan puji-pujian dan bersyukur selalu kepada Tuhan.
**Ilustrasi:
Dalam setiap pertunjukan sirkus yang biasa kita saksikan; entah secara langsung, maupun melalui media elektronik, disitu dipertontonkan tentang atraksi-atraksi menakjubkan yang bisa dimainkan oleh hewan-hewan tertentu. Sering dengan kagumnya kita memberikan pujian kepada hewan-hewan tersebut, setiap kali mereka berhasil melakukan atraksi yang diperintahkan oleh pelatihnya. Yang mana atraksi tersebut sebenarnya sering tidak masuk di akal kita kalau semuanya itu bisa dilakukan, namun ternyata bisa. Kita lantas bersorak dan memberikan tepuk tangan. Namun di balik semua kenyatan tersebut, pernahkah kita bertanya tentang faktor apa yang membuat hewan-hewan tersebut bisa melakukan atraksi yang diperintahkan oleh pelatihnya? Jawabannya tidak lain adalah karena adanya proses latihan yang terus menerus. Dan juga adanya hubungan yang baik dengan pelatihnya. Ala bisa karena biasa.
                Bagaimana dengan kita? Mengapa budaya bersyukur sering susah kita lakukan?  Mengapa kita sering begitu susah memuji Tuhan?  Mengapa begitu berat bagi kita untuk melakukan perintah Tuhan? Penyebabnya tidak lain karena faktor tidak biasa. Kita tidak membiasakan diri bergaul dengan Tuhan. Kita tidak membiasakan diri menyelidiki perbuatan-perbuatannya Tuhan yang sungguh ajaib. Kita tidak biasa melatih diri dalam melakukan apa yang dikehendaki Tuhan. Padahal, bukankah kita telah diperlengkapi dengan akal/pikiran oleh Tuhan? Sementara hewan tidak! Seharusnya kita bisa berbuat jauh lebih baik daripada hewan. Namun kenyataannya sering berbicara lain.Hal tersebut hanya bisa terwujud apabila kita memiliki kemauan untuk selalu melatih diri dalam mendengar, memahami dan melakukan firman Tuhan.
            Oleh karena itu, berbahagialah kita semua yang masih bisa bersyukur kepada Tuhan. Sebab rasa syukurlah yang bisa menjadi jembatan hadirnya kebahagiaan.Kiranya Roh Kudus menyertai dan memberkati. Haleluyah!
Amin…!

Sunday, June 28, 2015

JANGANLAH KUATIR



JANGANLAH KUATIR

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu
kepada Allah dalam doa dan permohonan
dengan ucapan syukur.
FILIPI 4:6

Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu. Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu tahu,
bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu.
Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu
akan ditambahkan juga kepadamu.
LUKAS 12 :29-31

Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya
dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.
MAZMUR 55:23

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
1 PETRUS 5:7


Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia
AMSAL 12:25

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
MATIUS 6:34

TUHAN AJAR SAYA UNTUK TIDAK MUDAH MENJADI KUATIR TENTANG APA PUN, KARENA SAYA TAHU TUHAN YANG MEMELIHARA KEHIDUPAN SAYA. AMIN


Wednesday, June 24, 2015

KISAH SEORANG ANAK

KISAH SEORANG ANAK

Ada seorang anak kecil yang adeknya mengalami kecelakaan sehingga harus dibawah kerumah sakit. Dokter yang memeriksa engatakan bahwa kondisi sang adik yang kritis harus secepat mungkin diberikan darah tambahan supaya nyawanya bisa


selamat.
Sang ibu dan ayah bersedia menjadi donor, tetapi saying sekali darah mereka tidak cocok. Untungnya, golongan darah sangkakak sama dengan adeknya. Ketika ditanyakan kesediaannya, ia hanya menganggu’ perlahan-lahan. Sang kakak merasa takut sekali tetapi ia juga sayangkepada adeknya.
Sambil berbaring ddisebelah adeknya yang belum sadarkan diri, sang kakak  terus menerus memandangi sang adek dengan air mata berlinangan. Selama darahnya diambil, ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Tetapi, akhirnya a menoleh kepada sang ayah dan sang ibu, dan berkata tersendat-sendat, “ayah, ibu, kalau darahku sudah habis dan aku mati, tolong katakana pada adik bahwa aku saying padanya”.
Lihatlah demi kasihnya kepada sang adik, sang kakak yang menyangka darahnya akan diambil sampai ia harus mati tetap bersedia melakukannya.

Tuhan Yesus juga bersedia menumpahkan darahnya yang kudussampai mati supaya kita semua yang mati ileh karena dosa kita selamat. Mengapa ? karena Tuhan Yesus sangat sayang kepadamu. Maukah engkau menerima kasihNya ?, maukah engkau menerima Tuhan Yesus dihatimu ??????????????

LELAH



LELAH
Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Matius 11 : 28

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-oruang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru : mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dengan tidak menjadi lelah.
 Yesaya 40 : 29-31


Segala perkara dapat ku tanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Filipi 4 : 13

Karena itu saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan. Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
1 korintus : 15-58

Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah wajahNya selalu.
Mazmur 105 : 4



Berikanlah kepada kami kekuatan yang baru di saat kami lelah, sehingga kami dapat mengerjakan tugas-tugas kami dengan baik. Amin