Sunday, June 12, 2016

PERINTAH ALLAH DALAM PERNIKAHAN


PERINTAH ALLAH DALAM PERNIKAHAN
(Efesus 5:22-28)

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Menjalani kehidupan kita sebagai manusia di dunia bukanlah sebuah kehidupan yang kebetulan, atau tanpa tujuan. Kehidupan yang kita jalani melalui berbagai aktifitas setiap saat adalah sebuah kehidupan  yang direncakan dan dirancang oleh Allah sendiri untuk sebuah tujuan yang sangat mulia, yaitu melayani dan memuliakan Allah. Manusia adalah mandataris Allah yang dipanggil untuk mengambil peran merealisasikan tujuan kehidupan itu di dalam dunia. Dan di balik mandat tersebut, Allah memperlengkapi manusia dengan akal pikiran dan sarana-sarana lainnya. Oleh karena itu, manusia diberi predikat sebagai ciptaan Allah yang paling mulia.
Ada begitu banyak perintah Tuhan yang dijabarkan dalam Alkitab sebagai tugas panggilan bagi manusia untuk dilakukan demi pencapaian tujuan di balik rencana Allah. Salah satunya adalah melalui tanggungjawab suami dan istri dalam sebuah ikatan pernikahan.
Sebelum melaksanakan pelayanan pemberkatan nikah, biasanya majelis gereja memanggil kedua pasangan calon mempelai mengikuti katekisasi nikah. Dan dalam percakapan tersebut, ada beberapa pertanyaan yang sering diajukan kepada mereka untuk dijjawab dan digumuli, antara lain: “Kenapa mereka ingin menikah? Atau apa motivasi mereka menikah? Apa sesungguhnya tujuan Allah di balik pernikahan? Pertanyaan-pertanyaan ini kelihatan sepele, tetapi memiliki makna yang begitu dalam. Menjawab pertanyaan tersebut, tentunya ada berbagai macam argumen penjelasan yang bisa dilontarkan sebagai jawaban atasnya.
            Melalui pembacaan ini, kita dapat melihat beberapa pokok penting yang perlu kita pahami dalam kaitannya dengan tanggungjawab di balik pernikahan dalam membangun sebuah keluarga. Pernikahan adalah relasi dua arah dan seimbang. Kedudukan suami tidak lebih tinggi daripada istri. Begitu juga kedudukan istri tidak lebih tinggi daripada suami. Yang satu tidak lengkap tanpa yang lain. Pernikahan adalah sebuah panggilan bagi masing-masing, suami dan istri, untuk melakukan yang terbaik bagi pasangannya.  Dari bacaan kita, setidaknya ada dua (2) hal sebagai perintah dari Allah yang dapat kita renungkan dan praktekkan sebagai kunci keberhasilan dalam membangun sebuah pernikahan kudus:

Perintah untuk tunduk kepada suami
Apa yang mendasari sehingga istri harus tunduk kepada suaminya? Apakah makna sesungguhnya dari kata ‘tunduk’ di sini? Tunduk adalah syarat keanggotaan dalam suatu persekutuan, termasuk persekutuan dalam keluarga. Tanpa ketundukan, mustahil tercipta kerukunan, ketertiban dan keharmonisan. Tunduk adalah perintah yang Tuhan berikan kepada istri agar dapat menghargai peran suami selaku imam dan pemimpin dalam rumah-tangga. Hanya dengan menerapkan sikap ini hubungan keduanya akan senantiasa langgeng. Tunduk tidak berarti tidak berpendapat, namun lebih pada pengertian menaruh rasa hormat. Sebab pernikahan sejati adalah sebuah penyatuan antara laki-laki dan perempuan; lahir dan batin.
Istri tunduk kepada suami bukan berarti istri boleh diperlakukan sewenang-wenang oleh suaminya, melainkan sebuah cerminan kasih dan penjabaran dari ketaatan kepada Tuhan. Sebab jika seseorang istri tidak tunduk kepada suami sebagai  wakil Tuhan maka otomatis hidupnya akan kacau dan tidak memiliki tujuan.

Perintah untuk Mengasihi istri
Allah telah menetapkan keluarga sebagai kesatuan dasar sebuah masyarakat. Setiap keluarga harus mempunyai seorang pemimpin. Dalam Alkitab, suami adalah pemimpin di dalam rumah-tangganya, dan ia berkewajiban untuk mengasihi istri dan anak-anaknya. Hal ini adalah sebuah tanggungjawab dari Allah. Oleh karena itu, sifatnya mutlak dan bukan sebuah pilihan. Seorang laki-laki yang baru menikah tidak dalam posisi dimana ia bisa memilih apakah ia ingin mengasihi istrinya atau tidak. Dia harus mengasihi istrinya seperti dirinya sendiri, sesuai dengan firman Tuhan. Tidak ada tawar-menawar. Tidak bisa seorang suami berkata, “Ah, hari ini saya istrahat untuk mengasihi istri saya.”, atau “Istri saya hari ini kurang menarik penampilannya, saya malas mengasihi dia hari ini.” Tidak bisa! Mengasihi adalah sesuatu yang mutlak harus dilakukan karena merupakan perintah langsung dari Tuhan. Hal yang sama berlaku juga untuk istri yang telah ditetapkan Tuhan untuk menjadi penopang dan penolong sang suaminya.
Kasih Kristus adalah dasar yang kuat dalam membangun keutuhan rumah-tangga. Mengasihi adalah kesedian untuk mau berkorban. Kasih yang sejati selalu ditandai dengan pengorbanan dan pengabdian yang tulus. Suami yang mengasihi istrinya selalu berusaha menyenangkan dan membahagiakan istrinya, sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran firman Tuhan. Suami haruslah memberi perhatian bagi kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani istrinya dan anak-anaknya. Tanggungjawabnya yang pertama adalah mendorong istrinya agar mempunyai hubungan yang baik dengan Tuhan, tentunya setelah suami mempunyai hubungan yang baik pula dengan Tuhan .
Mengasihi adalah kemampuan dalam mempertanggungjawabkan kuasa dari Tuhan dengan kerendahan hati (Yoh. 13:3-4). Kekuasaan dalam rumah tangga harus tetap berada pada suami, karena memang sudah diberikan kepadanya. Tetapi haruslah dirasakan bukan sebagai haknya, tetapi sebagai kewajibannya. Jangan pernah memikirkan kekuasaan tanpa memikirkan tanggung jawabnya. Para suami harus membuang keangkuhannya, ego. Seperti Tuhan Yesus sendiri telah merendahkan diri kepada para murid-Nya. 

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Dengan memperhatikan dan mempraktekkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan tersebut, maka setiap keluarga yang telah diikat dalam sebuah janji pernikahan kudus akan mengalami pertumbuhan rohani. Pertumbuhan mengakibatkan seseorang menghasilkan buah-buah yang baik dan memampukan dirinya untuk kuat menghadapi setiap godaan dan pergumulan.Karena mereka dimampukan dalam mendengarkan suara Tuhan dan menangkap apa yang Tuhan inginkan untuk mereka lakukan dalam kehidupan rumah-tangga segenap hidupnya.
Ketika rasa saling menghormati dan saling mengasihi sungguh-sungguh dinyatakan sebagai karakter diri dan budaya diri dalam keluarga, maka di situ akan melahirkan kebahagiaan hidup. Dan ketika kebahagiaan hidup telah dinikmati, berarti Allah telah dimuliakan dalam rumah tangga tersebut. Itu berarti tujuan di balik rencana dan rancangan Allah atas pernikahan telah dipenuhi.
Semoga Roh Kudus memampukan setiap rumah-tangga Kristen untuk senantiasa mau menjadi sarana di mana Allah hadir menyatakan rencana dan kehendak-Nya.  Alangkah indahnya sebuah rumah tangga yang di dalamnya satu sama lainnya terdorong untuk saling menghormati dan saling melayani di dalam kasih. Sebab di mana ada kasih dinyatakan, ke sanalah Tuhan mencurahkan berkat-Nya. Amin!




1 comment:

  1. KISAH CERITA AYAH SAYA SEMBUH BERKAT BANTUAN ABAH HJ MALIK IBRAHIM

    Assalamualaikum saya atas nama Rany anak dari bapak Bambang saya ingin berbagi cerita masalah penyakit yang di derita ayah saya, ayah saya sudah 5 tahun menderita penyakit aneh yang tidak masuk akal, bahkan ayah saya tidak aktif kerja selama 5 tahun gara gara penyakit yang di deritanya, singkat cerita suatu hari waktu itu saya bermain di rmh temen saya dan kebetulan saya ada waktu itu di saat proses pengobatan ibu temen saya lewat HP , percaya nda percaya subahana lah di hari itu juga mama temen saya langsung berjalan yang dulu'nya cuma duduk di kursi rodah selama 3 tahun,singkat cerita semua orang yang waktu itu menyaksikan pengobatan bapak kyai hj Malik lewat ponsel, betul betul kaget karena mama temen saya langsung berjalan setelah di sampaikan kepada hj Malik untuk berjalan,subahanallah, dan saya juga memberanikan diri meminta no hp bapak kyai hj malik, dan sesampainya saya di rmh saya juga memberanikan diri untuk menghubungi kyai hj Malik dan menyampaikan penyakit yang di derita ayah saya, dan setelah saya melakukan apa yang di perintahkan sama BPK kyai hj Malik, 1 jam kemudian Alhamdulillah bapak saya juga langsung sembuh dari penyakitnya lewat doa bapak kyai hj Malik kepada Allah subahanallah wataala ,Alhamdulillah berkat bantuan bpk ustad kyai hj Malik sekarang ayah saya sudah sembuh dari penyakit yang di deritanya selama 5 tahun, bagi saudara/i yang mau di bantu penyembuhan masalah penyakit gaib non gaib anda bisa konsultasi langsung kepada bapak kyai hj Malik no hp WA beliau 0823-5240-6469 semoga lewat bantuan beliau anda bisa terbebas dari penyakit anda. Terima kasih

    ReplyDelete