Tuesday, June 7, 2016

Khotbah Kedukaan, ARIF DAN BIJAK MENYIKAPI KEMATIAN

ARIF DAN BIJAK MENYIKAPI KEMATIAN
(I Tesalonika 4 : 13-18)

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Berpisah dengan orang yang kita kasihi adalah sebuah peristiwa yang tentunya tidak menyenangkan, bahkan sangat menyakitkan.Terlebih kalau perpisahan tersebut sifatnya permanen karena diakibatkan oleh kematian. Tentunya semua orang pernah mengalami suasana atau situasi yang demikian, yaitu berada dalam posisi langsung sebagai orang yang berduka karena ditinggal pergi oleh orang yang dikasihinya. Kenyataan demikian sering membuat kita merasa tidak lagi memiliki harapan dan tujuan hidup. Hampa rasanya. Kita kehilangan gairah hidup, atau bahkan malas beraktifitas. Merasa tidak punya semangat lagi, tidak punya siapa-siapa lagi. Kesedihan, ketakutan dan kegundahan terus membayangi saat menyadari orang yang kita kasihi sungguh telah pergi untuk selamanya dan tak mungkin kembali lagi.
 Menghadapi kenyataan duka yang demikian, membuat perasaan kita menjadi sensitif. Mendengar orang bercerita dan menyinggung tentang diri almarhum, atau melihat benda yang ada hubungannya dengan almarhum semasa hidupnya, secara spontan menggiring hati kita hanyut dalam imajinasi pikiran dan perasaan kita yang tidak terkendali. Ibarat sebuah pengembaraan batin yang begitu melelahkan; dari lorong yang sunyi ke padang yang gersang. Memori kita menggiring lamunan untuk mengingat seluruh kehidupan orang yang meninggalkan kita; mengenang saat-saat indahnya kebersamaan semasa hidupnya. Kita membayangkan kelanjutan perjalanan hari-hari hidup kita tanpa kehadiran orang yang kita kasihi. Merekah-rekah nasib almarhum di dunia orang mati yang tidak bisa kita jangkau dengan akal pikiran kita. Lalu kita menangis dan meratap sejadi-jadinya. Hati dan pikiran kita berontak, namun tidak ada sesuatu yang dapat kita lakukan untuk mengubah kenyataan. Malah pada akhirnya kita menemukan diri kita terperangkap dalam kesedihan yang berkepanjangan, mengalami kelelahan fisik maupun psikhis. Akhirnya kita pun sadar bahwa sungguh tiada daya pada diri kita untuk menolak kenyataan tersebut. Menghadapi situasi yang demikian berat, bagaimanakah seharusnya kita bersikap?
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Dalam konteks bacaan ini, Rasul Paulus memberi penghiburan dan pencerahan rohani kepada orang-orang Kristen di jemaat Tesalonika yang sementara resah dan bergumul karena menghadapi ajaran-ajaran yang mengusik keyakinan iman mereka. Ajaran tersebut disebarkan oleh sekelompok orang yang mengajarkan bahwa tidak ada lagi pengharapan dan kebangkitan bagi orang-orang yang sudah mati. Mereka bertanya: Jika tidak ada kebangkitan orang mati, bagaimana dengan nasib mereka dan orang-orang yang mereka kasihi, jika telah meninggal? Pergumulan dan pertanyaan itulah yang dijawab oleh Rasul Paulus dalam bacaan ini. Menurut Rasul Paulus, setiap orang tidak perlu kuatir dan kehilangan pengharapan oleh karena kematian, sebab jika kita percaya bahwa  Yesus telah mati dan telah bangkit kembali maka kita juga percaya bahwa mereka yang telah meninggal dalam iman kepada Yesus Kristus akan dibangkitkan dan dikumpulkan oleh Allah bersama-sama dengan Dia. Ini adalah sebuah kepastian bahwa seluruh orang percaya yang meninggal akan dikumpulkan oleh Tuhan di suatu tempat. Pada kedatangan Yesus yang kedua kelak, orang beriman yang telah mati akan dibangkitkan dan disatukan dengan-Nya kelak. “Sebab waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah selama-lamanya kita akan bersama-sama dengan Tuhan.” (I Tes 4:16,17).
 Kita tidak perlu kuatir mengenai nasib orang yang telah meninggal, karena mereka akan bersama dengan Tuhan. Mereka sepenuhnya berada dalam rancangan kasih Allah. Mereka diurus oleh Allah sehingga kita tidak perlu merisaukan keadaannya. Mereka sudah tenang di sana dan sama sekali sudah terlepas dari pergumulan. Justru kita di sinilah yang masih belum tenang. Sebab mereka yang mati dalam iman kepada Yesus Kristus kelak akan dibangkitkan. Kematian adalah jembatan menuju pada tahapan kehidupan berikutnya. Setiap orang percaya tidak perlu kuatir terhadap kematian sebab di balik kematian pasti ada kebangkitan. Paulus berkata: “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Flp.1:21). Inilah puncak kebahagiaan dan pengharapan orang percaya. Artinya kita yang hidup dalam Tuhan akan bertemu kembali dengan orang yang sudah meninggal dalam Tuhan. Pertanyannya apakah kita telah hidup dalam Tuhan dan akan mati dalam Tuhan? Sama seperti yang dikatakan Paulus: “Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati kita adalah milik Tuhan”. Kristuslah yang menghubungkan  dan mempersekutukan kita yang ada dalam ‘kenyataan’ dan mereka dalam ‘kenangan’.
Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama menyampaikan pidato yang sangat mengagumkan tentang imannya sebagai seorang Kristen saat menghadiri acara National Prayer Breakfast di Washington, Amerika Serikat. Ia menyebutkan bahwa kekuatiran bisa membuat seseorang melakukan hal-hal yang buruk, terperangkap dalam situasi tertentu dan melakukan tindakan ‘menyeramkan’ di luar kontrol. Kekuatiran juga bisa membuat seseorang menyerah dalam keputusasaan, kelumpuhan, atau iri hati. “Iman saya memberitahukan saya bahwa saya tidak perlu takut mati. Penerimaan dalam Kristus menjanjikan hidup kekal dan penghapusan dosa. Iman adalah obat mujarap bagi rasa takut. Yesus adalah obat yang baik bagi rasa takut. Tuhan memberi orang percaya kekuatan, kasih, ketertiban untuk menaklukkan rasa kuatir,” ucap Obama, seperti dilansir Christianpost.com.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Jika saat ini, dalam suasana duka yang kita alami, kita teringat akan sosok almarhum dan membuat kita bersedih dan menangis. Secara manusiawi, hal itu sangat wajar. Namun jangan sampai dukacita menyeret kita  dalam rasa kuatir yang berkepanjangan lalu kehilangan pengharapan. Namun sebagai orang Kristen kita harus meyakini bahwa Allah akan mempertemukan kita dengan orang-orang yang kita kasihi dengan cara-Nya sendiri, dan dengan waktu yang Allah tentukan sendiri. Oleh karena itu, sebenarnya kita tidak perlu terlalu larut memikirkan nasib orang yang ‘sudah mendahului kita’, sebab itu adalah kewenangan Allah.

Kebenaran yang disampaikan melalui Firman Tuhan saat ini merupakan sumber pengharapan yang memberi kita kekuatan dan penghiburan untuk dapat secara ikhlas menerima dengan arif dan bijak menyikapi peristiwa kematian yang terjadi atas orang yang kita kasihi. Tujuannya ialah supaya kalau kita berduka, kita berduka sebagai orang  yang punya pengharapan. Satu hal yang harus kita ingat ialah bahwa kematian bukanlah akhir dari kasih karunia Tuhan. Sikap iman yang demikian merupakan kesaksian yang baik dalam mengenang orang yang sudah meninggal. Sebab hubungan kita dengan Tuhan dan orang-orang yang kita kasih tidak diputuskan oleh kematian. Hidup kita sekarang adalah bayangan dari hidup yang sesungguhnya. Kita adalah orang asing atau pendatang di sini sebab kewargaan kita yang sesungguhnya ialah di sorga. Allah akan menyediakan suatu tempat kekal bagi mereka di mana tidak akan ada ratap tangis lagi dan tidak akan ada maut/kematian lagi di situ. Adapun kalau Tuhan masih mengaruniakan kesempatan hidup kepada kita, tidak lain adalah supaya kita berbuah dalam iman untuk saling menopang, bahkan saling berbagi penghiburan yang asalnya dari Tuhan. Roh Kudus akan senantiasa membimbing dan menghibur kita dan segenap keluarga yang berduka!    Amin!                                   

2 comments:

  1. Amin....
    Terimakasih atas renungannya....
    GBU

    ReplyDelete
  2. KISAH CERITA AYAH SAYA SEMBUH BERKAT BANTUAN ABAH HJ MALIK IBRAHIM

    Assalamualaikum saya atas nama Rany anak dari bapak Bambang saya ingin berbagi cerita masalah penyakit yang di derita ayah saya, ayah saya sudah 5 tahun menderita penyakit aneh yang tidak masuk akal, bahkan ayah saya tidak aktif kerja selama 5 tahun gara gara penyakit yang di deritanya, singkat cerita suatu hari waktu itu saya bermain di rmh temen saya dan kebetulan saya ada waktu itu di saat proses pengobatan ibu temen saya lewat HP , percaya nda percaya subahana lah di hari itu juga mama temen saya langsung berjalan yang dulu'nya cuma duduk di kursi rodah selama 3 tahun,singkat cerita semua orang yang waktu itu menyaksikan pengobatan bapak kyai hj Malik lewat ponsel, betul betul kaget karena mama temen saya langsung berjalan setelah di sampaikan kepada hj Malik untuk berjalan,subahanallah, dan saya juga memberanikan diri meminta no hp bapak kyai hj malik, dan sesampainya saya di rmh saya juga memberanikan diri untuk menghubungi kyai hj Malik dan menyampaikan penyakit yang di derita ayah saya, dan setelah saya melakukan apa yang di perintahkan sama BPK kyai hj Malik, 1 jam kemudian Alhamdulillah bapak saya juga langsung sembuh dari penyakitnya lewat doa bapak kyai hj Malik kepada Allah subahanallah wataala ,Alhamdulillah berkat bantuan bpk ustad kyai hj Malik sekarang ayah saya sudah sembuh dari penyakit yang di deritanya selama 5 tahun, bagi saudara/i yang mau di bantu penyembuhan masalah penyakit gaib non gaib anda bisa konsultasi langsung kepada bapak kyai hj Malik no hp WA beliau 0823-5240-6469 semoga lewat bantuan beliau anda bisa terbebas dari penyakit anda. Terima kasih

    ReplyDelete