JANGAN MELUPAKAN TUHAN
(Yakobus
4:13-15)
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Yesus Kristus
sendiri sangat menekankan pentingnya sebuah rencana dalam menjalani hidup,
khususnya dalam mengawali dan menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dia mengatakan
bahwa, “Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara
tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk
menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan
tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek
dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup
menyelesaikannya.” (Luk 14:28-30).
Segala sesuatu
perlu rencana. Hidup yang terencana merupakan suatu bukti bahwa kita mempunyai
target. Tidak sekedar menjalani hidup. Sekaligus juga sebagai pertanda bahwa
kita sangat menghargai setiap waktu, potensi dan sarana hidup yang Tuhan
anugerahkan. Dalam setiap bentuk perencanaan, mesti disertai komitmen dan
usaha untuk mewujudkannya, agar rencana-renaca yang kita bangun tidak sekedar mimpi dan
angan-angan belaka.
Saudara-saudara
yang dikasihi Tuhan,
Menjadi
pertanyaan bagi kita sekalian, dengan mempersiapkan sebuah rencana yang matang
disertai tekad dan kerja keras, apakah sudah cukup menjadi jaminan untuk meraih
keberhasilan...? Nah, disinilah pokok persoalan yang sering kita abaikan.
Sebuah perencanaan dan perjalanan hidup kita baru bisa mencapai kesempurnaan
dan memberi makna yang sesungguhnya apabila Tuhan dilibatkan di dalamnya.
Yakobus memberi peringatan agar jangan pernah kita melupakan Tuhan dalam setiap
perencanaan hidup.
Melalui bacaan
ini, Yakobus menyoroti kebiasaan buruk kita selaku manusia yang sering tidak
melibatkan Tuhan dalam berbagai rencana kehidupan kita. Mungkin ada saat-saat
tertentu dalam kehidupan kita, kita tidak lagi melibatkan Tuhan dalam
rencana-rencana hidup kita, karena kita masih merasa mampu mengatur langkah
hidup kita sendiri. Terkadang, dengan mengandalkan pengalaman,
kepintaran, kekuatan, kecanggihan teknologi, uang atau kekayaan yang kita
miliki, kita mengira bahwa apa yang kita rencanakan dan kerjakan pasti
berhasil.
Dengan tegas,
Yakobus mengkritik praktek hidup dan cara berpikir seperti ini. Ia mengatakan,
“Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke
kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat
untung’, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti
hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap
(ay.14). Perjalanan kehidupan ini tidak selurus dan semulus yang kita
bayangkan. Harapan dan kenyataan tidak selamanya berbarengan. Terkadang
ada hambatan yang tidak pernah kita harapkan, sementara kita hanya
bisa menduga-duga dan mengira-ngira. Oleh karena itu, Yakobus menyarankan agar
dalam setiap perencanaan, kita selalu mengatakan bahwa, “jika Tuhan
menghendakinya maka kami akan berbuat ini dan itu” (ay.15).
Saudara-saudara
yang dikasihi Tuhan,
Coba kita
renungkan secara mendalam, seberapa sering kita menjalani rutinitas
bangun-tidur kita setiap hari, melakukan aktivitas hidup kita tanpa berdoa
kepada Tuhan, meminta agar Tuhan menyertai kita dalam seluruh keberadaan kita?
Atau sebaliknya. Sudah seberapa sering, sebelum kita melakukan suatu
perjalanan; dengan berjalan kaki, mengendarai mobil atau sepeda motor, terlebih
dahulu kita tunduk sejenak berdoa memohon Tuhan melindungi kita agar sampai di
tempat tujuan dengan selamat? Sudah seberapa sering sebelum bekerja, terlebih
dahulu kita berdoa meminta Tuhan terlibat dan memberkati apa yang kita lakukan
di tempat kerja? Atau sudah seberapa sering kita menjalani hari-hari hidup
kita, sungguh-sungguh telah melibatkan Tuhan, biar Tuhan yang mengaturnya?
Cobalah periksa
diri kita masing-masing, apakah selama ini kita telah menempatkan Tuhan dalam
kehidupan kita pada posisi yang semestinya? Apakah ketika kita memulai
hari-hari hidup kita, kita sudah mengawalinya dengan mengharapkan dan
mengandalkan perlindungan kasih Tuhan? Apakah kita telah menjadikan Tuhan
sebagai sumber segala berkat; rohani maupun jasmani? Apakah kita telah
menjadikan diri kita sebagai orang berkenan di hati Tuhan karena kepercayaan
kita kepada-Nya, sehingga berkat-berkat Tuhan terus mengalir kepada kita? Mari
kita mengandalkan Tuhan dalam segala aspek dan aktivitas kehidupan kita. Jangan
kita hanya mengandalkan kemampuan kita sendiri, melainkan yang utama adalah
harus mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Bukankah hidup kita hanya sebentar
saja, jika dibandingkan dengan kekekalan Allah? Yakobus mengibaratkan hidup
kita di dunia ini sebagai uap yang hanya kelihatan sebentar saja, lalu kemudian
lenyap.
Oleh karena itu
saudara-saudara, dalam rangkaian dengan persiapan kegiatan yang kita rencanakan
pada saat ini… (sebutkan rencana kegiatan apa……), marilah kita sungguh-sungguh
mengarahkan segala pengharapan hidup kita hanya ke dalam tangan Tuhan. Biarlah
campur tangan Tuhan yang selalu kita nantikan, mengatur segala langkah-langkah
perencanaan dan pekerjaan yang akan kita lakukan, sehingga oleh bimbingan Roh
Kudus kita senantiasa diberikan hikmat dan pengertian untuk mengikuti segala
jalan-jalan yang ditunjukkan-Nya. Sebab Tuhan pasti membuat segala sesuatu
menjadi indah pada waktunya.
Firman Tuhan
yang kita baca ini mengajarkan kepada kita bahwa segala usaha kita sebagai manusia
dalam perencanaan apapun, akan menjadi sia-sia jika hanya mengandalkan kekuatan
kita semata-mata. Hal ini berarti, Tuhanlah yang harus menjadi dasar dalam
segala aktivitas kita, bahkan dalam rencana dan pekerjaan kita yang terkecil
sekalipun. Orientasi hidup yang benar adalah untuk memuliakan nama Tuhan. Karena
segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia dan kepada Dia. Bagi Dialah kemuliaan
sampai selama-lamanya (Rm 11:36). Terpujilah nama Tuhan. Amin!
KISAH CERITA AYAH SAYA SEMBUH BERKAT BANTUAN ABAH HJ MALIK IBRAHIM
ReplyDeleteAssalamualaikum saya atas nama Rany anak dari bapak Bambang saya ingin berbagi cerita masalah penyakit yang di derita ayah saya, ayah saya sudah 5 tahun menderita penyakit aneh yang tidak masuk akal, bahkan ayah saya tidak aktif kerja selama 5 tahun gara gara penyakit yang di deritanya, singkat cerita suatu hari waktu itu saya bermain di rmh temen saya dan kebetulan saya ada waktu itu di saat proses pengobatan ibu temen saya lewat HP , percaya nda percaya subahana lah di hari itu juga mama temen saya langsung berjalan yang dulu'nya cuma duduk di kursi rodah selama 3 tahun,singkat cerita semua orang yang waktu itu menyaksikan pengobatan bapak kyai hj Malik lewat ponsel, betul betul kaget karena mama temen saya langsung berjalan setelah di sampaikan kepada hj Malik untuk berjalan,subahanallah, dan saya juga memberanikan diri meminta no hp bapak kyai hj malik, dan sesampainya saya di rmh saya juga memberanikan diri untuk menghubungi kyai hj Malik dan menyampaikan penyakit yang di derita ayah saya, dan setelah saya melakukan apa yang di perintahkan sama BPK kyai hj Malik, 1 jam kemudian Alhamdulillah bapak saya juga langsung sembuh dari penyakitnya lewat doa bapak kyai hj Malik kepada Allah subahanallah wataala ,Alhamdulillah berkat bantuan bpk ustad kyai hj Malik sekarang ayah saya sudah sembuh dari penyakit yang di deritanya selama 5 tahun, bagi saudara/i yang mau di bantu penyembuhan masalah penyakit gaib non gaib anda bisa konsultasi langsung kepada bapak kyai hj Malik no hp WA beliau 0823-5240-6469 semoga lewat bantuan beliau anda bisa terbebas dari penyakit anda. Terima kasih
Shalom untuk bapak, ibu, saudara/i semua. Mari kita bersama-sama belajar membaca Shema Yisrael yang pernah dikutip oleh Yesus ( nama IbraniNya Yeshua/ ישוע ) di dalam Injil, yang dapat kita lihat di Markus 12 : 28 yang berasal dari Ulangan 6 : 4. Kalimat Shema Yisrael ini biasa diucapkan oleh orang Yahudi dalam setiap ibadah untuk mengungkapkan iman kepada satu Tuhan yang berdaulat dalam kehidupan mereka dan pada awalnya pun orang-orang yang percaya kepada Yesus dari bangsa-bangsa bukan Yahudi juga ikut serta dalam ibadah orang Yahudi di sinagoga.
ReplyDeleteTanpa bermaksud untuk menyangkali keberadaan Bapa, Anak dan Roh Kudus yang juga telah berulangkali diungkapkan dalam Perjanjian Baru, berikut ini Shema Yisrael dengan huruf Ibrani dan cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa yang ada
Huruf Ibrani, "שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד "
Cara membacanya, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad "
Dilanjutkan dengan mengucap berkat
Huruf Ibrani, " בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד "
Cara membacanya, " Barukh Shem kevod, malkuto le'olam va'ed "
( Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selama-lamanya )
🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐍₪🇮🇱