Monday, June 13, 2016

JANGAN MELUPAKAN TUHAN


JANGAN MELUPAKAN TUHAN
(Yakobus 4:13-15)

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Mengawali perenungan kita pada saat ini, marilah kita bertanya terlebih dahulu pada diri kita masing-masing, adakah kira-kira di antara kita saat ini yang tidak memiliki suatu rencana dalam menjalani hidup ini…? Saya yakin, setiap orang pasti memilikinya. Bahkan, mungkin ada berbagai macam rencana yang telah kita rancang masing-masing untuk kita realisasikan demi mencapai tujuan masa depan hidup kita. Perencanaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting, dan perlu diperhatikan dalam menjalani kehidupan di dunia ini.  Dengan perencanaan yang baik dan matang, diharapkan langkah hidup kita dapat berjalan lebih teratur dan terarah pada suatu sasaran yang ingin dicapai.
Yesus Kristus sendiri sangat menekankan pentingnya sebuah rencana dalam menjalani hidup, khususnya dalam mengawali dan menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dia mengatakan bahwa, “Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.” (Luk 14:28-30).
Segala sesuatu perlu rencana. Hidup yang terencana merupakan suatu bukti bahwa kita mempunyai target. Tidak sekedar menjalani hidup. Sekaligus juga sebagai pertanda bahwa kita sangat menghargai setiap waktu, potensi dan sarana hidup yang Tuhan anugerahkan.  Dalam setiap bentuk perencanaan, mesti disertai komitmen dan usaha untuk mewujudkannya, agar rencana-renaca yang kita bangun tidak sekedar mimpi dan angan-angan belaka.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Menjadi pertanyaan bagi kita sekalian, dengan mempersiapkan sebuah rencana yang matang disertai tekad dan kerja keras, apakah sudah cukup menjadi jaminan untuk meraih keberhasilan...? Nah, disinilah pokok persoalan yang sering kita abaikan. Sebuah perencanaan dan perjalanan hidup kita baru bisa mencapai kesempurnaan dan memberi makna yang sesungguhnya apabila Tuhan dilibatkan di dalamnya.  Yakobus memberi peringatan agar jangan pernah kita melupakan Tuhan dalam setiap perencanaan hidup.
Melalui bacaan ini, Yakobus menyoroti kebiasaan buruk kita selaku manusia yang sering tidak melibatkan Tuhan dalam berbagai rencana kehidupan kita. Mungkin ada saat-saat tertentu dalam kehidupan kita, kita tidak lagi melibatkan Tuhan dalam rencana-rencana hidup kita, karena kita masih merasa mampu mengatur langkah hidup kita sendiri.  Terkadang, dengan mengandalkan pengalaman, kepintaran, kekuatan, kecanggihan teknologi, uang atau kekayaan yang kita miliki, kita mengira bahwa apa yang kita rencanakan dan kerjakan pasti berhasil.
Dengan tegas, Yakobus mengkritik praktek hidup dan cara berpikir seperti ini. Ia mengatakan, “Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung’, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap (ay.14). Perjalanan kehidupan ini tidak selurus dan semulus yang kita bayangkan. Harapan dan kenyataan tidak selamanya berbarengan. Terkadang ada  hambatan  yang tidak pernah kita harapkan, sementara kita hanya bisa menduga-duga dan mengira-ngira. Oleh karena itu, Yakobus menyarankan agar dalam setiap perencanaan, kita selalu mengatakan bahwa, “jika Tuhan menghendakinya maka kami akan berbuat ini dan itu” (ay.15).

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Coba kita renungkan secara mendalam, seberapa sering kita menjalani rutinitas bangun-tidur kita setiap hari, melakukan aktivitas hidup kita tanpa berdoa kepada Tuhan, meminta agar Tuhan menyertai kita dalam seluruh keberadaan kita? Atau sebaliknya. Sudah seberapa sering, sebelum kita melakukan suatu perjalanan; dengan berjalan kaki, mengendarai mobil atau sepeda motor, terlebih dahulu kita tunduk sejenak berdoa memohon Tuhan melindungi kita agar sampai di tempat tujuan dengan selamat? Sudah seberapa sering sebelum bekerja, terlebih dahulu kita berdoa meminta Tuhan terlibat dan memberkati apa yang kita lakukan di tempat kerja? Atau sudah seberapa sering kita menjalani hari-hari hidup kita, sungguh-sungguh telah melibatkan Tuhan, biar Tuhan yang mengaturnya?
Cobalah periksa diri kita masing-masing, apakah selama ini kita telah menempatkan Tuhan dalam kehidupan kita pada posisi yang semestinya? Apakah ketika kita memulai hari-hari hidup kita, kita sudah mengawalinya dengan mengharapkan dan mengandalkan perlindungan kasih Tuhan? Apakah kita telah menjadikan Tuhan sebagai sumber segala berkat; rohani maupun jasmani? Apakah kita telah menjadikan diri kita sebagai orang berkenan di hati Tuhan karena kepercayaan kita kepada-Nya, sehingga berkat-berkat Tuhan terus mengalir kepada kita? Mari kita mengandalkan Tuhan dalam segala aspek dan aktivitas kehidupan kita. Jangan kita hanya mengandalkan kemampuan kita sendiri, melainkan yang utama adalah harus mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Bukankah hidup kita hanya sebentar saja, jika dibandingkan dengan kekekalan Allah? Yakobus mengibaratkan hidup kita di dunia ini sebagai uap yang hanya kelihatan sebentar saja, lalu kemudian lenyap.
Oleh karena itu saudara-saudara, dalam rangkaian dengan persiapan kegiatan yang kita rencanakan pada saat ini… (sebutkan rencana kegiatan apa……), marilah kita sungguh-sungguh mengarahkan segala pengharapan hidup kita hanya ke dalam tangan Tuhan. Biarlah campur tangan Tuhan yang selalu kita nantikan, mengatur segala langkah-langkah perencanaan dan pekerjaan yang akan kita lakukan, sehingga oleh bimbingan Roh Kudus kita senantiasa diberikan hikmat dan pengertian untuk mengikuti segala jalan-jalan yang ditunjukkan-Nya. Sebab Tuhan pasti membuat segala sesuatu menjadi indah pada waktunya.
Firman Tuhan yang kita baca ini mengajarkan kepada kita bahwa segala usaha kita sebagai manusia dalam perencanaan apapun, akan menjadi sia-sia jika hanya mengandalkan kekuatan kita semata-mata. Hal ini berarti, Tuhanlah yang harus menjadi dasar dalam segala aktivitas kita, bahkan dalam rencana dan pekerjaan kita yang terkecil sekalipun. Orientasi hidup yang benar adalah untuk memuliakan nama Tuhan. Karena segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia dan kepada Dia. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya (Rm 11:36). Terpujilah nama Tuhan. Amin!


2 comments:

  1. KISAH CERITA AYAH SAYA SEMBUH BERKAT BANTUAN ABAH HJ MALIK IBRAHIM

    Assalamualaikum saya atas nama Rany anak dari bapak Bambang saya ingin berbagi cerita masalah penyakit yang di derita ayah saya, ayah saya sudah 5 tahun menderita penyakit aneh yang tidak masuk akal, bahkan ayah saya tidak aktif kerja selama 5 tahun gara gara penyakit yang di deritanya, singkat cerita suatu hari waktu itu saya bermain di rmh temen saya dan kebetulan saya ada waktu itu di saat proses pengobatan ibu temen saya lewat HP , percaya nda percaya subahana lah di hari itu juga mama temen saya langsung berjalan yang dulu'nya cuma duduk di kursi rodah selama 3 tahun,singkat cerita semua orang yang waktu itu menyaksikan pengobatan bapak kyai hj Malik lewat ponsel, betul betul kaget karena mama temen saya langsung berjalan setelah di sampaikan kepada hj Malik untuk berjalan,subahanallah, dan saya juga memberanikan diri meminta no hp bapak kyai hj malik, dan sesampainya saya di rmh saya juga memberanikan diri untuk menghubungi kyai hj Malik dan menyampaikan penyakit yang di derita ayah saya, dan setelah saya melakukan apa yang di perintahkan sama BPK kyai hj Malik, 1 jam kemudian Alhamdulillah bapak saya juga langsung sembuh dari penyakitnya lewat doa bapak kyai hj Malik kepada Allah subahanallah wataala ,Alhamdulillah berkat bantuan bpk ustad kyai hj Malik sekarang ayah saya sudah sembuh dari penyakit yang di deritanya selama 5 tahun, bagi saudara/i yang mau di bantu penyembuhan masalah penyakit gaib non gaib anda bisa konsultasi langsung kepada bapak kyai hj Malik no hp WA beliau 0823-5240-6469 semoga lewat bantuan beliau anda bisa terbebas dari penyakit anda. Terima kasih

    ReplyDelete
  2. Shalom untuk bapak, ibu, saudara/i semua. Mari kita bersama-sama belajar membaca Shema Yisrael yang pernah dikutip oleh Yesus ( nama IbraniNya Yeshua/ ישוע ) di dalam Injil, yang dapat kita lihat di Markus 12 : 28 yang berasal dari Ulangan 6 : 4. Kalimat Shema Yisrael ini biasa diucapkan oleh orang Yahudi dalam setiap ibadah untuk mengungkapkan iman kepada satu Tuhan yang berdaulat dalam kehidupan mereka dan pada awalnya pun orang-orang yang percaya kepada Yesus dari bangsa-bangsa bukan Yahudi juga ikut serta dalam ibadah orang Yahudi di sinagoga.

    Tanpa bermaksud untuk menyangkali keberadaan Bapa, Anak dan Roh Kudus yang juga telah berulangkali diungkapkan dalam Perjanjian Baru, berikut ini Shema Yisrael dengan huruf Ibrani dan cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa yang ada

    Huruf Ibrani, "שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד "

    Cara membacanya, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad "

    Dilanjutkan dengan mengucap berkat

    Huruf Ibrani, " בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד "

    Cara membacanya, " Barukh Shem kevod, malkuto le'olam va'ed "

    ( Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selama-lamanya )

    🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐍₪🇮🇱

    ReplyDelete