AKU SIAP MENEMUI
ENGKAU
Bacaan :
Lukas 2:25-36
Jika saya bertanya kepada kita semua
yang hadir, “HIDUP INI UNTUK APA??” apa yang
Karena itulah, tidak jarang kita
menjumpai banyak di antara kita yang hanya karena memikirkan dan mementingkan
keinginan dan kesenangan sendiri, kadang tidak bertanggungjawab dalam menjalani
dan mengelola hidup. Terlalu sering kita melalui hidup semau dan seenak perut
kita. Terlalu sering kita hidup mengabaikan tentang hari-hari depan hidup kita,
dan hanya peduli pada apa yang ada sekarang (yang penting senang, Hedonisme).
Bahkan tidak sedikit yang justru melupakan Tuhan dalam menjalani hidup terlebih
ketika kita masih muda, kuat dan merasa mampu melakukan banyak hal, tanpa
memikirkan resiko yang harus ditanggung. Usia muda yang dipandang sebagai usia
emas manusia, sering diisi dengan hal-hal yang sifatnya negatif dan tidak
jarang memberi luka dan penyesalan di usia tua. Seringkali sebagai manusia,
kita melupakan bahwa hidup manusia itu hanya berjalan seperti sebuah garis
lurus yang memiliki awal dan akhir dan bukan berbentuk lingkaran yang dapat
kembali ke awal.
Kesadaran akan keterbatasan hidup
yang hanya sekali itulah yang dimiliki oleh Simeon dalam pembacaan kita tadi,
sehingga dia menjalani masa hidupnya dengan benar. Ayat 25 bacaan kita tadi
menegaskan bahwa “Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang
BENAR DAN SALEH yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di
atasnya”. Perhatikan kata Benar dan Saleh. Seorang Simeon hidup dalam kebenaran
dalam Tuhan. Tapi tidak cukup hidup dalam kebenaran. Pembacaan kita juga
mencatat jika dia juga hidup dalam kesalehan. Dia tidak hanya melakukan
kebenaran, namun sekaligus dalam kesalehan. Artinya, seorang Simeon sangat
setia dalam menjunjung kebenaran hidup yang telah dia miliki sejak hidup
bersama Tuhan. Kebenaran yang dipegang serta dijunjung oleh Simeon, bukanlah
sebuah kebenaran yang tanpa dasar dan kesaksian, melainkan sebuah kebenaran
yang telah nyata bagi dirinya sendiri dan telah dia saksikan sepanjang
hidupnya, semenjak dia mengenal dan bergaul bersama dengan Allah. Dalam
hubungan yang akrab dan intim dengan Allah itulah, Simeon menemukan makna dan
arti hidup yang sesungguhnya. Allah tidak hanya mengajarkan tentang keberadaan
dan kebenaran Allah yang telah dinyatakan sejak nenek moyang Israel, namun lebih
dari itu kepada seorang Simeon yang mengedepankan Allah dalam segala perkara
dan pergumulan hidupnya, Allah telah menjanjikan sebuah penghiburan akan
datangnya keselamatan kepada pembebasan dan kelepasan Israel secara khusus, dan
dunia secara umum ketika Roh Kudus yang datangnya dari pihak Allah sendiri
menyatakan, jika Simeon tidak akan “pergi”, sebelum dia menyaksikan dan melihat
dengan mata kepalanya sendiri akan kedatangan Mesias, yang adalah orang yang
diberkati dan diurapi oleh Tuhan.
Janji tentang penyataan ini,
bukanlah sebuah bualan dan isapan jempol belaka, karena dalam pembacaan kita
tadi sangat menegaskan, jika janji dan penyataan Allah melalui perantaraan Roh
Kudus, memang terjadi dalam kehidupan Simeon, ketika bayi Yesus beserta
orangtuanya berjumpa dengan Simeon dan dia mengucapakan penggenapan janji
itu. Tibalah Simeon pada penyataan iman
yang sangat luar biasa, ketika dia mengatakan dengan suara nyaring “Sekarang
Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu,
sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau
sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi
bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel” (Luk 2:29-32).
Sebuah kesaksian dan penyataan iman yang sangat istimewa dan sangat layak untuk
diteladani. Simeon telah menunjukkan kepada kita sebuah bentuk dan pola
keberimanan yang kokoh dan mendasar di dalam Tuhan. Sebuah bentuk keberimanan
yang menyerahkan semua hal yang dialami dalam hidup. Kalimat benar dan saleh
dalam bacaan tadi telah menunjukkan kepada kita jika kepastian dan ketekunan
iman yang dimiliki oleh Simeon tidak perlu diragukan lagi. Menjadi pertanyaan
yang sangat menarik untuk digumuli dan direnungkan bersama adalah, “mengapa
Simeon memiliki iman dan keyakinan yang sekokoh itu?” sampai-sampai usia tua
dan segala bentuk kepahitan hidup dapat dilaluinya dengan tenang dan penuh
berkat! Itu karena segala hal yang dialami oleh Simeon dilalui dalam Tuhan. Tak
satu pun bagian atau unsur dalam hidup Simeon yang tidak diserahkan kepada
Allah, untuk hidup dalam naungan dan kehendak-Nya. Karena kesetiaan itulah, Allah kemudian
memberi sebuah jaminan yang luar biasa
akan datangnya keselamatan bagi semua manusia.
Saudara-saudara yang
dikasihi Tuhan,
Semua
kita yang hadir adalah orang-orang tebusan dan pilihan Allah di dalam Yesus
Kristus. Kita semua yang hadir adalah pewaris-pewaris Kerajaan Allah, yang
telah dijanjikan kepada manusia sejak dunia dijadikan. Kita pun yang hari ini datang
beribadah dan saling mendoakan, juga telah menerima janji dan anugerah
keselamatan di dalam Tuhan. Allah, melalui Anak tunggal-Nya yang dikorbankan di
kayu salib, sebagai bukti akan cinta kasih Allah yang begitu besar demi
menyelamatkan seluruh ciptaan-Nya yang telah tercemar ke dalam dosa. Karena
itu, menjadi tanggungjawab besar untuk selalu setia dan tekun dan memelihara di
dalam iman akan keselamatan yang telah dinyatakan dan mendiami kita semua.
Segenap rumpun keluarga dan kita yang hadir harus senantiasa menyadari bahwa
hidup ini berjalan dan dijalani hanya karena penyertaan Tuhan. Karena itu,
tidak ada alasan untuk sedikt pun melepaskan diri dari kasih dan penyertaan
Tuhan. Apapun beban dan pergumulan kita hari ini, hendaknyalah kita tetap berada
dalam kebenaran dan tekun (saleh) untuk hidup di dalamnya. Jika Simeon dalam
bacaan kita tadi memperoleh berkat akan kesetiaan dan kesalehannya, maka kita
pun yang hadir saat ini telah Tuhan berikan keselamatan dan kesempatan untuk
tetap setia memegang keselamatan itu dalam keadaan apapun yang sementara
dijalani.
Serahkanlah semua pergumulan,
kegelisahan dan setiap bagian dalam kehidupan kita hanya kepada Tuhan, karena
hanya daripada-Nyalah keselamatan yang abadi. Janganlah melepaskan apa yang
telah Tuhan berikan dan nyatakan kepada kita, melalui pengorbanan Yesus Kristus
untuk dosa-dosa manusia hingga pada kesudahannya. Orangtua, saudara atau anak
kekasih kita yang terlebih dahulu menghadap Sang Bapa, telah ada dan berada
dalam kuasa dan kehendak-Nya. Apakah dia siap atau tidak, itu hanya ada dalam
kasih dan penyertaan-Nya. Yang pasti bahwa, Tuhan telah memberikan dan mengajak
setiap orang untuk datang kepada Dia dan mengikut-Nya sebagai Tuhan dan
Juruselamat. Apakah selama hidup mereka, mereka tetap setia memegang janji dan
keselamatan yang telah Tuhan karuniakan? Kita tidak tahu dan hanya Tuhan yang
tahu. Yang perlu kita sadari selaku insan-insan yang masih diberi kesempatan
untuk melanjutkan hidup dan kehidupan di dunia ini adalah, tetap pegang teguh janji
keselamatan yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita masing-masing, hingga
saatnya Tuhan memanggil kita dan kita pun berkata “Aku siap menemui Engkau
Tuhan”… AMIN.
No comments:
Post a Comment