Wednesday, June 17, 2015

KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA



KHOTBAH PERNIKAHAN

KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA
( Bacaan: Mazmur 128 : 1 – 6 )

Saudara-saudara yang dikasihi  Tuhan.!
                Satu hal yang tak dapat disangkali ialah bahwa kebahagiaan adalah merupakan dambaan bagi setiap orang dalam hidupnya. Siapapun dan di manapun dia; baik selaku pribadi maupun keluarga, pasti mengharapkan yang namanya kebahagiaan. Oleh karena itu, manusia selalu berusaha memikirkan dan mengupayakan hal-hal yang dianggapnya dapat mengantarnya demi menggapai harapan tersebut. Proses tersebut membawa manusia dalam sebuah pergumulan yang panjang, lalu memunculkan beberapa pertanyaan-pertanyaan  mendasar tentang hidup
ini,antara lain:  “Apa dan bagaimanakah sesungguhnya kebahagiaan itu? Siapakah kita? dengan siapa? Dimana? Bagaimana? serta kapan kita dapat merasakan kebahagiaan hidup itu?” Pergumulan dan pertanyaan-pertanyaan tersebut pada akhirnya membawa manusia tiba pada berbagai pandangan  dan  kepututusan  tentang sikap dalam menjalani  hidup ini. Pandangan dan keputusan mengenai sikap hidup itulah yang akan menentukan tercapai tidaknya atau terwujud tidaknya apa yang dicita-citakannya. Banyak keluarga yang merasa gagal dalam menciptakan dan atau mempertahankan kebahagiaan dalam hidupnya, karena keliru dalam memahami tentang hakekat dari kehidupan ini, khususnya  dalam hal pemahaman mengenai prinsip dasar tentang kebahagiaan.
                Selaku orang percaya, secara khusus lagi bagi keluarga yang baru akan terbentuk, pegangan  satu-satunya untuk dapat mengetahui langkah-langkah yang bisa mengantar kita untuk mewujudkan kebahagiaan dalam rumah tangga  adalah melalui Firman-Nya. Alkitab adalah merupakan petunjuk yang memberikan konsep ideal/paling sempurna untuk mewujudkan kebahagiaan.
Khusus dalam pembacaan kita pada saat ini, yaitu dari kitab Mazmur 128 : 1 – 6, pemazmur mau berbagi pengalaman dan kesaksiannya.Ia mengajak semua orang, khususnya lagi bagi setiap  rumah tangga (baik yang baru akan terbentuk maupun yang sudah lama terbentuk) untuk mengikuti langkah-langkah sebagaimana yang diuraikannya kalau mau mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya.
-(ay.1) Dikatakan: Berbahagialah setiap orang yang “takut akan Tuhan” ,yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.
Mengapa kita harus takut kepada Tuhan dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya? Pernyataan tersebut hendak mempertegas ekspressi kehendak dan otoritas Tuhan dalam kehidupan setiap orang. Di dalam proses penciptaan, kita mengerti bahwa ada ‘kehendak Allah’ yang tidak boleh diabaikan. Kita mengerti bahwa alam semesta; dan termasuk di dalamnya seluruh kehidupan kita, ada sumber yang merencanakannya yaitu Tuhan. Dengan demikian  kita harus mengakui bahwa kita adalah ciptaan-Nya,yang juga ada di dalam rencana-Nya.Oleh karena itu, harus mengikuti segala jalan yang ditunjukkan-Nya demi pencapaian dan kesempurnaan rencana-Nya. Cara kita melihat kehidupan ini berbeda dengan cara orang yang tidak mengenal jalan Tuhan. Orang yang tidak mengenal jalan Tuhan bagaikan orang yang nyasar di hutan belantara yang dilanda kebingungan; tidak tahu harus ke arah mana agar bisa keluar dan berjumpa denga dunia luar. Tetapi orang Kristen yang sejati akan mengerti dengan sungguh bahwa ia berada dalam kehidupan yang direncanakan oleh Allah. Meskipun banyak hal yang sulit dimengerti dengan pikiran , dan banyak hal yang tidak bisa kita lihat secara kasat mata, namun iman memungkinkan kita untuk percaya dan boleh berharap bahwa dalam bimbingan-Nya kita aman dan dapat menemukan jalan keluar atas persoalan-persoalan hidup yang ada. Oleh karena itu, kita harus takut kepada Tuhan, dalam pengertian kita tidak sembrono tetapi selalu menyatakan rasa hormat dan patuh kepada Tuhan serta mau mengikuti ketetapan-ketetapan-Nya.
(ay.2) Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu.
Ayat ini hendak mempertegas bahwa orang yang takut kepada Tuhan akan memahami dengan baik dan benar tentang tugas dan tanggung jawabnya, sehingga dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan keluarganya dia pasti selalu mencarinya sesuai dengan prinsip imannya.Ia pasti jujur dan tekun. Sekalipun banyak godaan,ia tidak terpancing dengan jalan pintas dan cara-cara yang tidak benar serta pragmatis. Ia menikmati hidupnya dari hasil keringatnya yang diberkati oleh Tuhan dengan penuh rasa syukur; walaupun mungkin keadaan hidupnya hanya pas-pasan. Ia tidak kuatir dan gelisah . Takut akan Tuhan adalah sumber kehidupan, sehingga orang terhindar dari jerat maut  (band.Amsal 14 : 27). Orang yang takut kepada Tuhan meyakini bahwa jerih payahnya tidak akan sia-sia sebab dia percaya bahwa Tuhanlah yang akan menolongnya. Tuhanlah yang akan membimbing kelangsungan rumah tangganya,  mengatur hidup dan kebutuhannya. Banyak orang yang tidak bisa tenang atau  berbahagia menikmati segala hasil  usahanya karena didapatkan dengan cara yang kurang berkenan bagi-Nya……..(silahkan diberikan contoh: nasib koruptor……….. dll)
(ay.3a)Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu!
Mengapa kehadiran sang isteri digambarkan bagaikan pohon anggur yang subur di dalam rumah? Anggur adalah merupakan salah satu tanaman yang termasuk tanaman favorit di beberapa negara karena manfaatnya yang sangat besar untuk menopang kehidupan mereka. Air dari buah anggur kalau diminum dapat menyegarkan dan memberi semanggat. Demikian halnya, seorang isteri dapat membangkitkan semangat bagi suami dan anak-anaknya kalau kehadirannya selalu dilandasi oleh rasa takut kepada Tuhan. Ia akan selalu mewarisi sifat-sifat Kristus yang penuh dengan kasih. Tutur kata dan perilakunya akan selalu didasari oleh kasih mesra yang tulus  sehingga mampu menghadirkan kegembiraan dan persekutuan yang indah dalam rumah tangganya. Ia akan senantiasa menghormati suaminya dan menerima apa adanya.Tidak menuntut lebih dari yang mampu dilakukan oleh suaminya. Sebagaimana halnya dengan anggur, demikian juga halnya dengan kasih seorang isteri tidak boleh berlebihan atau dibuat-buat. Sebab kalau (anggur) berlebihan atau dibuat-buat (kasih yang palsu;karena ada maunya) maka dapat mengakibatkan mabuk/perselisihan.
(ay.3b)Anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!
Alangkah indahnya suasana kehidupan sebuah rumah tangga yang selalu diwarnai oleh kehadiranan anak-anak yang dapat menjadi kebanggaan bagi orang tuanya; yang dilukiskan ibarat pohon zaitun. Minyak dari pohon zaitun adalah termasuk dalam kategori minyak yang sangat langka dan mahal. Fungsinya adalah untuk alat pengharum atau juga dapat mengobati berbagai macam penyakit. Demikian halnya dengan anak-anak yang bertumbuh di dalam lingkungan keluarga yang mengenal Tuhan. Bagi keluarga yang takut akan Tuhan ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anaknya (band. Amsal 14: 26). Dia akan bertumbuh dalam kebenaran. Dia akan tahu menghormati dan mengasihi orang tuanya. Kelakuannya akan senantiasa membawa keharuman bagi keluarganya.Ia akan dirindukan banyak orang.Walau berbagai tantangan dan pergumulan yang silih berganti menghiasi perjalanan rumah tangganya, namun kehadiran anak-anak tersebut dapat menjadi obat bagi segala keletihan yang ada: termasuk luka batin kalau misalnya ada. Anak-anak adalah kekayaan dari Tuhan yang harus senantiasa dijaga/dibimbing; karena sangat berharga di mata-Nya.
(ay,4)Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan Tuhan!
Ayat ini merupakan janji dari Tuhan tentang kesempurnaan suasana yang akan dialami oleh rumah tangga yang takut akan Tuhan. Janji tentang berkat. Di dalam berkat-Nya terdapat kebahagiaan yang sejati; lahir dan batin. Ada sukacita yang melimpah. Mengapa pesan ini lebih dialamatkan kepada laki-laki? Karena laki-laki adalah kepala rumah tangga yang otomatis menjadi pemimpin  yang bertanggungjawab menentukan ke arah mana keluarganya akan dibawa. Salah dalam menentukan pandangan dan keputusan, akan berdampak buruk juga bagi keluarganya. Tetapi sebaliknya, kalau ia tepat dalam mengambil keputusan, berarti ia berhasil membawa istri dan anak-anaknya pada jalur yang tepat untuk mendapatkan kebahagiaan. Kepala keluarga adalah ‘imam’ dalam rumah tangganya.
Lalu bagaimana dengan  perempuan (istri) apakah berarti lepas dari perintah atau tanggungjawab tersebut? Tentu tidak! Dalam hal-hal yang prinsipil termasuk menyangkut keputusan iman, setiap istri wajib mengambil sikap “seperti laki-laki” dalam menyadarkan suaminya apabila lalai. Atau dengan kata lain ia harus selalu hadir “selaku penolong” dan hadir seperti anggur di hadapan suaminya untuk menyegarkan/menyemangatinya agar selalu bersandar kepada Tuhan.
(ay.5-6) Kiranya Tuhan memberkati engkau dari sion , supaya engkau melihat kebahagiaan Yeruselam seumur hidupmu dan melihat anak-anak dari anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel!
Bahwa sumber berkat satu-satunya yang kita harapkan adalah dari Tuhan. Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia dan kepada Dia. Hanya dengan takut akan Tuhan, kita dimungkinkan untuk mengalami hal-hal yang baik atas kehidupan yang Dia anugerahkan  kepada Kita. Kebahagiaan rumah tangga kita digambarkan seperti kota Yerusalem, kota yang mulia. Karena di situlah Tuhan bersemayam dan senantiasa memerintahkan berkat bagi umat-Nya. Ada kasih karunia dan damai sejahtera bagi rumah tangga yang setia kepada-Nya.
Saudara-saudara yang dikasihi di dalam Tuhan!
Dengan memahami bahwa segala sesuatu yang ada pada kita (hidup, potensi,pekerjaan, suami, isteri, anak …dsb) termasuk Rumah tangga yang kita miliki adalah berkat dari Allah, maka kita wajib membawa dan mempertanggungjababkannya di hadapan Allah dengan senantiasa takut kepada-Nya. Takut kepada Allah bukan berarti bahwa kita mengkerut ngeri di hadapan-Nya lalu menghindari-Nya karena takut dihukum, tetapi menunjukkan rasa hormat yang tulus dan kudus serta percaya kepada-Nya. Dengan takut kepada Allah kita menyatakan bahwa kita mau tetap berjalan  dalam kehendak rencana-Nya. Dengan senantiasa setia berjalan pada jalan yang ditunjukkan-Nya maka ‘disitulah’ dan pada ‘saat itulah’ berkat-Nya/kebahagiaan mengalir untuk kehidupan kita. Dari Allah-lah satu-satunya sumber kebahagiaan yang sejati. Berbahagialah rumah tangga yang senantiasa Takut kepada Allah……! Biarlah Roh-Nya yang kudus senantiasa menopang dan menyertai saudara-saudara..!AMIN…!

No comments:

Post a Comment