Sunday, June 14, 2015

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG BERENCANA



KHOTBAH PERSIAPAN SUATU ACARA

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG BERENCANA
(Mazmur 127 : 1 – 5, Nats. Ayat 2)

Kita semua tahu, bahwa setiap orang tentunya mengharapkan sesuatu yang terbaik dalam hidupnya. Manusia memiliki naluri atau kepekaan tentang hari esok. Artinya, setiap orang selalu menginginkan kiranya hidupnya selalu mengalami perkembangan ke  arah yang lebih baik dari hari ke hari; hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini, dan seterusnya. Oleh karena itu, manusia selalu bergumul,berpikir dan bekerja serta berusaha membuat perencanaan-perencanaan dalam hidupnya. Memang, dalam realitanya; ada yang berhasil. Tetapi tidak dapat juga disangkali bahwa seringkali rencana itu berakhir dengan kurang menyenangkan karena banyak hal yang terjadi dan muncul tidak sesuai dengan yang diharapkan, walaupun sebelumnya mungkin diyakini bahwa semuanya pasti berhasil karena sudah direncanakan dan dipersiapkan dengan matang. Akibatnya, tidak jarang, ada orang yang putus asa atau malah stress karena tidak siap menerima kegagalan tersebut.Kalau demikian, berarti mungkin ada yang salah dalam proses perencanaan tersebut. Lalu, bagaimanakah sikap atau strategi yang seharusnya dilakukan dalam berencana?
Saudara-saudara yang dikasihi  di dalam Tuhan
Melalui pembacaan kita pada saat ini, pemazmur atau salomo menyoroti kebiasaan-kebiasaan yang keliru yang sering dilakukan manusia dalam berencana dan bekerja. Oleh karerna itu,ia memberikan penegasan tentang prinsip dasar yang tidak boleh diabaikan dalam setiap
perencanaan, yaitu mengandalkan pertolongan Tuhan. Apapun yang kita rencanakan, apapun yang kita lakukan, harus diimani bahwa jikalau bukan Tuhan yang terlibat di dalamnya maka semuanya akan sia-sia . . . (ay. 1-2). Salomo menyerukan bahwa, “Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti dengan susah payah-sebab Ia memberikannya kepada yang dicintainya ‘pada waktu tidur’ …(ay.2)!” Apa maksudnya? Apakah ayat ini hendak mengatakan bahwa kita tidak perlu berencana dan bekerja keras karena semua yang kita lakukan hanyalah kesia-siaan belaka? Bukankah  di dalam proses penciptaan; di dalam kitab kejadian sangat jelas diterangkan bahwa Allah menempatkan manusia di dunia ini dengan memberinya mandat justru untuk bekerja? 
Kemampuan untuk berencana adalah salah satu ciri khas yang diberikan oleh Allah kepada manusia.  Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia diantara ciptaan Allah yang lain.  Manusia diperlengkapi dengan akal dan pikiran oleh Allah agar ia dapat merencanakan dan mengelolah kehidupannya dengan baik dan benar. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang bisa dan harus punya rencana. Mengusahakan sesuatu, perlu rencana. Berdagang, perlu rencana. Membangun rumah, perlu rencana. Membangun kota, perlu rencana. Kemampuan berencana, tidak ada pada makhluk lain selain manusia. Manusia diciptakan menurut gambar Allah, dalam pengertian; manusia diberi kemampuan untuk dapat merespon setiap keadaan atau peristiwa serta bisa membedakan yang benar dan yang salah, sehingga bisa mengenal dan melakukan tugas dan tanggung jawabnya secara benar di hadapan Allah,  dalam situasi apapun. Allah kita adalah Allah yang berencana. Oleh karena itu, kalau kita berencana, kita harus mengerti kehendak Allah. Kalau kita mau mengerti kehendak Allah maka kita harus rajin dan tekun mempelajari tentang rencana Allah melalui firman-Nya. Baik itu menyangkut rencana Allah tentang Alam semesta, rencana Allah tentang bangsa dan Negara ini, maupun rencana Allah tentang kehidupan keluarga atau pribadi kita masing-masing. Kita akan menjadi pribadi yang lebih matang atau dewasa dalam pemikiran maupun tindakan jika  kita memahami, menangkap dan mentaati semua rencana, prinsip dan cara Allah bekerja. Iya, sungguh alangkah indahnya jika setiap orang hidup taat menuruti rencana Allah. Atau dengan kata lain, selalu menjadikan firman Allah sebagai acuan dalam membuat rencana. Dengan demikian, secara otomatis menjadikan Allah sebagai  kawan sekerja dalam berencana dan berkarya serta membiarkan kehendak Allah yang terjadi dalam pekerjaan yang kita lakukan. Mengetahui kehendak Allah adalah pengetahuan terbesar. Mencari kehendak Allah adalah penemuan terbesar. Melakukan kehendak Allah adalah keberhasilan terbesar.
Ada sebuah ajaran atau paham yang mengajarkan bahwa, setelah Allah menciptakan segala sesuatu, maka Allah membiarkan dunia berjalan sendiri tanpa tujuan dan sama sekali lepas dari kontrol-Nya . Alasan ajaran ini ialah; kalau Allah mencintai dunia, mengapa dunia penuh dengan orang-orang sengsara?
Paham tersebut sangat bertolak belakang dengan prinsip iman Kristen. Orang Kristen tidak boleh mengikuti ajaran  yang tidak mengenal Allah tersebut.Orang kristen harus siap menghadapi penderitaan karena justru dengan jalan itulah imannya dibentuk dan diuji. Justru dengan adanya tantangan, kita disadarkan bahwa selaku manusia kita terbatas adanya. Karena dengan keterbatasan itulah kita dituntut untuk bergantung sepenuhnya kepada kehendak dan rencana Allah. Manusia tidak boleh mengandalkan kekuatan dan pikirannya sendiri. Dalam perjalanan hidup ini, kita harus selalu ada kesempatan untuk merenung tentang kasih setia-Nya yang ajaib, sehingga kita boleh memiliki hati yang bijak; sabar dan tekun menantikan jawaban Tuhan atas setiap rerncana-rencana kita. Sebagai pengandaian, apakah ada orang tua yang tidak merencanakan hal-hal yang baik bagi anaknya?  Demikian pun, kita harus mengerti dan mengimani bahwa, Bapa kita yang di sorga mempunyai rencana yang baik bagi kita ( Rm 8 : 28 ). Oleh Karena itu, setiap membuat rencana hendaknya kita mampu menyelami pikiran-pikiran Allah dan berusaha menyelaraskan rencana kita agar senantiasa sejalan dengan rencana Allah. Jangan mencari masa depan di luar kehendak-Nya. Berdoalah senantiasa kepada-Nya dan katakan, “ Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu…!”( yak.4 : 15 ). Dengan berdoa demikian, berarti kita memiliki strategi; membuka kesempatan seluas-luasnya sehingga otoritas (kuasa) Allah yang berlaku mutlak dalam kehidupan kita. Sebab hanya Dia yang sanggup memberi kesempurnaan atas rencana kita. Sehingga sekalipun pikiran dan tenaga kita terbatas, tetapi rencana dan karya Allah tidak terbatas. Sekalipun kita sudah capek, lalu istrahat atau tidur, namun Allah tidak pernah tidur melainkan terus berkarya untuk kebaikan umat-Nya. Sebaliknya, orang yang terus berencana dan berkarya namun tidak mengandalkan pertolongan Tuhan, sehebat dan sekuat  apapun dia, suatu saat pasti buntu dan akhirnya semua yang dilakukannya akan sia-sia.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
                Apapun usaha manusia untuk melakukan sesuatu jika mengandalkan kemampuannya sendiri, niscaya tidak akan berhasil dengan baik. Memang, tidak dapat disangkali bahwa manusia dalam hidupnya dan dalam pekerjaannya sehari-hari menerima hasil dari jerih-payahnya. Namun, sadarkah kita bahwa lewat usaha itu, Tuhanlah yang menyatakan kemurahan-Nya? Oleh sebab itu, harus diakui bahwa oleh karena pertolongan Tuhan semata-mata, kita dapat merencanakan dan melakukan segala sesuatu. Dapat dibayangkan jika seandainya Tuhan tidak menyatakan kemurahan-Nya kepada kita, seandainya Tuhan tidak memberikan kita akal dan pikiran yang sehat, sudah dapat dipastikan bahwa kita tidak dapat melakukan  apa-apa. Oleh kemurahan Tuhanlah yang dinyatakan di dalam Kristus Yesus, kita memiliki pengharapan dan masa depan yang lebih baik. Nah, dengan demikian, yakinlah bahwa melalui kuasa Roh-Nya yang kudus kemurahan Tuhan akan selalu nyata kepada semua orang yang selalu berharap kepada-Nya. 
*ILUSTRASI
 Ada sebuah ceritera tentang perlombaan lari antara kancil dan keong. Keong  selalu diejek kancil karena jalannya terlalu lamban, hingga pada suatu hari, kancil menantang keong untuk berlomba lari. Keong pun menerima tantangan kancil untuk berlomba lari dengannya di sepanjang parit pada hari yang sudah ditentukan.  Untuk mengetahui posisi keong yang akan berlari di dalam parit, kancil harus memanggilnya dan keong yang ada dalam parit akan menjawabnya, sehingga kancil yang berlari di atas parit itu tahu keong itu ada di depan atau di belakangnya. Maka pada suatu hari, dimulailah perlombaan itu. Kancil lari dengan kencangnya sepanjang pematang di atas parit, ketika sudah beberapa menit maka berserulah memanggil keong. Keong menjawabnya dari dalam parit, dan ternyata suara keong itu berada di depannya. Mengetahui bahwa dirinya masih berada di belakang keong, maka kancil menambah kecepatan larinya. Beberapa saat kemudian dipanggilnya keong lagi dan suara keong yang menjawabnya tetap berada di depannya. Ketika mendekati garis finish, kancil memanggil keong untuk terakhir kalinya dan keong menjawabnya dengan suaranya yang sudah terdengar melewati garis finish. Maka
akhirnya keong itu mampu mengalahkan kancil yang sombong itu. Sejak itu kancil tak pernah mengejeknya lagi.Mengapa keong itu berhasil mengalahkan kancil? Rahasianya adalah demikian; Setelah sepakat untuk mengadakan lomba lari, maka keong itu mengumpulkan kawan-kawannya untuk berderet-deret di sepanjang parit, pada waktu perlombaan diadakan. Jika terdengar suara kancil memanggilnya, maka yang menjawab adalah sahabatnya  yang posisinya tepat di depan kancil. Dengan strategi itulah keong itu mampu mengalahkan kancil yang sombong itu.
Menyimak ilustrasi tersebut, kita memahami bahwa kunci sukses kemenangan keong itu terletak pada sikap dan kualitas hati yang tidak mengandalkan diri sendiri. Dengan kesadaran itu, ia mampu membuat persiapan dan perencanaan yang matang, kecermatan dalam menentukan srategi dan disiplin yang tinggi. keong sangat sadar tentang keterbatasannya.  Secara lahiriah,si keong tahu bahwa ia tidak ada apa-apanya dibandingkan kemampuan si kancil, tetapi justru dengan keterbatasannya ia memiliki hikmat dan kebijaksanaan untuk mampu memanfaatkan sebuah peluang besar yang bisa menjadi kekuatannya; yaitu dengan menghadirkan sahabat-sahabatnya dalam mendukungnya merealisasikan perjuangannya. Bagi kita, Allah adalah satu-satunya  kawan  sekerja yang dapat diandalkan untuk menolong kita menjalani serangkaian rencana kehidupan kita yang penuh dengan tantangan dan pergumulan. Walaupun banyak rintangan yang kita hadapi dalam hidup ini, namun Dia selalu berada di depan untuk memberi jawab atas persoalan-persoalan hidup kita. Memberi jawaban atas rencana dan usaha kita.Oleh karena itu, jangan pernah berhenti berharap kepada-Nya.Sebab Dia mampu membuat segala sesuatu indah pada waktunya. AMIN....!

No comments:

Post a Comment