KHOTBAH PERSIAPAN
SUATU ACARA
MANUSIA SEBAGAI
MAKHLUK YANG BERENCANA
(Mazmur
127 : 1 – 5, Nats. Ayat 2)
Kita semua tahu, bahwa setiap orang
tentunya mengharapkan sesuatu yang terbaik dalam hidupnya. Manusia memiliki
naluri atau kepekaan tentang hari esok. Artinya, setiap orang selalu
menginginkan kiranya hidupnya selalu mengalami perkembangan ke arah yang lebih baik dari hari ke hari; hari
ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini, dan
seterusnya. Oleh karena itu, manusia selalu bergumul,berpikir dan bekerja serta
berusaha membuat perencanaan-perencanaan dalam hidupnya. Memang, dalam
realitanya; ada yang berhasil. Tetapi tidak dapat juga disangkali bahwa
seringkali rencana itu berakhir dengan kurang menyenangkan karena banyak hal
yang terjadi dan muncul tidak sesuai dengan yang diharapkan, walaupun
sebelumnya mungkin diyakini bahwa semuanya pasti berhasil karena sudah
direncanakan dan dipersiapkan dengan matang. Akibatnya, tidak jarang, ada orang
yang putus asa atau malah stress karena tidak siap menerima kegagalan
tersebut.Kalau demikian, berarti mungkin ada yang salah dalam proses
perencanaan tersebut. Lalu, bagaimanakah sikap atau strategi yang seharusnya
dilakukan dalam berencana?
Saudara-saudara yang
dikasihi di dalam Tuhan
Melalui pembacaan kita pada saat
ini, pemazmur atau salomo menyoroti kebiasaan-kebiasaan yang keliru yang sering
dilakukan manusia dalam berencana dan bekerja. Oleh karerna itu,ia memberikan
penegasan tentang prinsip dasar yang tidak boleh diabaikan dalam setiap
perencanaan, yaitu mengandalkan pertolongan Tuhan. Apapun yang kita rencanakan,
apapun yang kita lakukan, harus diimani bahwa jikalau bukan Tuhan yang terlibat
di dalamnya maka semuanya akan sia-sia . . . (ay. 1-2). Salomo menyerukan
bahwa, “Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan
makan roti dengan susah payah-sebab Ia memberikannya kepada yang dicintainya
‘pada waktu tidur’ …(ay.2)!” Apa maksudnya? Apakah ayat ini hendak mengatakan
bahwa kita tidak perlu berencana dan bekerja keras karena semua yang kita
lakukan hanyalah kesia-siaan belaka? Bukankah
di dalam proses penciptaan; di dalam kitab kejadian sangat jelas
diterangkan bahwa Allah menempatkan manusia di dunia ini dengan memberinya
mandat justru untuk bekerja?
Kemampuan untuk berencana adalah
salah satu ciri khas yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang
paling mulia diantara ciptaan Allah yang lain.
Manusia diperlengkapi dengan akal dan pikiran oleh Allah agar ia dapat
merencanakan dan mengelolah kehidupannya dengan baik dan benar. Manusia adalah
satu-satunya makhluk yang bisa dan harus punya rencana. Mengusahakan sesuatu,
perlu rencana. Berdagang, perlu rencana. Membangun rumah, perlu rencana. Membangun
kota, perlu rencana. Kemampuan berencana, tidak ada pada makhluk lain selain
manusia. Manusia diciptakan menurut gambar Allah, dalam pengertian; manusia
diberi kemampuan untuk dapat merespon setiap keadaan atau peristiwa serta bisa
membedakan yang benar dan yang salah, sehingga bisa mengenal dan melakukan
tugas dan tanggung jawabnya secara benar di hadapan Allah, dalam situasi apapun. Allah kita adalah Allah
yang berencana. Oleh karena itu, kalau kita berencana, kita harus mengerti
kehendak Allah. Kalau kita mau mengerti kehendak Allah maka kita harus rajin
dan tekun mempelajari tentang rencana Allah melalui firman-Nya. Baik itu
menyangkut rencana Allah tentang Alam semesta, rencana Allah tentang bangsa dan
Negara ini, maupun rencana Allah tentang kehidupan keluarga atau pribadi kita
masing-masing. Kita akan menjadi pribadi yang lebih matang atau dewasa dalam
pemikiran maupun tindakan jika kita
memahami, menangkap dan mentaati semua rencana, prinsip dan cara Allah bekerja.
Iya, sungguh alangkah indahnya jika setiap orang hidup taat menuruti rencana
Allah. Atau dengan kata lain, selalu menjadikan firman Allah sebagai acuan
dalam membuat rencana. Dengan demikian, secara otomatis menjadikan Allah
sebagai kawan sekerja dalam berencana
dan berkarya serta membiarkan kehendak Allah yang terjadi dalam pekerjaan yang
kita lakukan. Mengetahui kehendak Allah adalah pengetahuan terbesar. Mencari
kehendak Allah adalah penemuan terbesar. Melakukan kehendak Allah adalah
keberhasilan terbesar.
Ada sebuah ajaran atau paham yang
mengajarkan bahwa, setelah Allah menciptakan segala sesuatu, maka Allah
membiarkan dunia berjalan sendiri tanpa tujuan dan sama sekali lepas dari
kontrol-Nya . Alasan ajaran ini ialah; kalau Allah mencintai dunia, mengapa
dunia penuh dengan orang-orang sengsara?
Paham
tersebut sangat bertolak belakang dengan prinsip iman Kristen. Orang Kristen
tidak boleh mengikuti ajaran yang tidak
mengenal Allah tersebut.Orang kristen harus siap menghadapi penderitaan karena
justru dengan jalan itulah imannya dibentuk dan diuji. Justru dengan adanya
tantangan, kita disadarkan bahwa selaku manusia kita terbatas adanya. Karena
dengan keterbatasan itulah kita dituntut untuk bergantung sepenuhnya kepada
kehendak dan rencana Allah. Manusia tidak boleh mengandalkan kekuatan dan
pikirannya sendiri. Dalam perjalanan hidup ini, kita harus selalu ada
kesempatan untuk merenung tentang kasih setia-Nya yang ajaib, sehingga kita
boleh memiliki hati yang bijak; sabar dan tekun menantikan jawaban Tuhan atas
setiap rerncana-rencana kita. Sebagai pengandaian, apakah ada orang tua yang
tidak merencanakan hal-hal yang baik bagi anaknya? Demikian pun, kita harus mengerti dan
mengimani bahwa, Bapa kita yang di sorga mempunyai rencana yang baik bagi kita
( Rm 8 : 28 ). Oleh Karena itu, setiap membuat rencana hendaknya kita mampu
menyelami pikiran-pikiran Allah dan berusaha menyelaraskan rencana kita agar
senantiasa sejalan dengan rencana Allah. Jangan mencari masa depan di luar
kehendak-Nya. Berdoalah senantiasa kepada-Nya dan katakan, “ Jika Tuhan
menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu…!”( yak.4 : 15 ).
Dengan berdoa demikian, berarti kita memiliki strategi; membuka kesempatan
seluas-luasnya sehingga otoritas (kuasa) Allah yang berlaku mutlak dalam
kehidupan kita. Sebab hanya Dia yang sanggup memberi kesempurnaan atas rencana
kita. Sehingga sekalipun pikiran dan tenaga kita terbatas, tetapi rencana dan
karya Allah tidak terbatas. Sekalipun kita sudah capek, lalu istrahat atau
tidur, namun Allah tidak pernah tidur melainkan terus berkarya untuk kebaikan
umat-Nya. Sebaliknya, orang yang terus berencana dan berkarya namun tidak
mengandalkan pertolongan Tuhan, sehebat dan sekuat apapun dia, suatu saat pasti buntu dan
akhirnya semua yang dilakukannya akan sia-sia.
Saudara-saudara yang
dikasihi Tuhan,
Apapun usaha manusia untuk
melakukan sesuatu jika mengandalkan kemampuannya sendiri, niscaya tidak akan
berhasil dengan baik. Memang, tidak dapat disangkali bahwa manusia dalam
hidupnya dan dalam pekerjaannya sehari-hari menerima hasil dari jerih-payahnya.
Namun, sadarkah kita bahwa lewat usaha itu, Tuhanlah yang menyatakan
kemurahan-Nya? Oleh sebab itu, harus diakui bahwa oleh karena pertolongan Tuhan
semata-mata, kita dapat merencanakan dan melakukan segala sesuatu. Dapat dibayangkan
jika seandainya Tuhan tidak menyatakan kemurahan-Nya kepada kita, seandainya
Tuhan tidak memberikan kita akal dan pikiran yang sehat, sudah dapat dipastikan
bahwa kita tidak dapat melakukan
apa-apa. Oleh kemurahan Tuhanlah yang dinyatakan di dalam Kristus Yesus,
kita memiliki pengharapan dan masa depan yang lebih baik. Nah, dengan demikian,
yakinlah bahwa melalui kuasa Roh-Nya yang kudus kemurahan Tuhan akan selalu
nyata kepada semua orang yang selalu berharap kepada-Nya.
*ILUSTRASI
Ada sebuah ceritera tentang perlombaan lari
antara kancil dan keong. Keong selalu
diejek kancil karena jalannya terlalu lamban, hingga pada suatu hari, kancil
menantang keong untuk berlomba lari. Keong pun menerima tantangan kancil untuk
berlomba lari dengannya di sepanjang parit pada hari yang sudah
ditentukan. Untuk mengetahui posisi
keong yang akan berlari di dalam parit, kancil harus memanggilnya dan keong
yang ada dalam parit akan menjawabnya, sehingga kancil yang berlari di atas
parit itu tahu keong itu ada di depan atau di belakangnya. Maka pada suatu
hari, dimulailah perlombaan itu. Kancil lari dengan kencangnya sepanjang
pematang di atas parit, ketika sudah beberapa menit maka berserulah memanggil
keong. Keong menjawabnya dari dalam parit, dan ternyata suara keong itu berada
di depannya. Mengetahui bahwa dirinya masih berada di belakang keong, maka
kancil menambah kecepatan larinya. Beberapa saat kemudian dipanggilnya keong
lagi dan suara keong yang menjawabnya tetap berada di depannya. Ketika
mendekati garis finish, kancil memanggil keong untuk terakhir kalinya dan keong
menjawabnya dengan suaranya yang sudah terdengar melewati garis finish. Maka
akhirnya keong itu mampu mengalahkan kancil yang sombong itu. Sejak itu kancil
tak pernah mengejeknya lagi.Mengapa keong itu berhasil mengalahkan kancil?
Rahasianya adalah demikian; Setelah sepakat untuk mengadakan lomba lari, maka
keong itu mengumpulkan kawan-kawannya untuk berderet-deret di sepanjang parit,
pada waktu perlombaan diadakan. Jika terdengar suara kancil memanggilnya, maka
yang menjawab adalah sahabatnya yang
posisinya tepat di depan kancil. Dengan strategi itulah keong itu mampu
mengalahkan kancil yang sombong itu.Menyimak ilustrasi tersebut, kita memahami bahwa kunci sukses kemenangan keong itu terletak pada sikap dan kualitas hati yang tidak mengandalkan diri sendiri. Dengan kesadaran itu, ia mampu membuat persiapan dan perencanaan yang matang, kecermatan dalam menentukan srategi dan disiplin yang tinggi. keong sangat sadar tentang keterbatasannya. Secara lahiriah,si keong tahu bahwa ia tidak ada apa-apanya dibandingkan kemampuan si kancil, tetapi justru dengan keterbatasannya ia memiliki hikmat dan kebijaksanaan untuk mampu memanfaatkan sebuah peluang besar yang bisa menjadi kekuatannya; yaitu dengan menghadirkan sahabat-sahabatnya dalam mendukungnya merealisasikan perjuangannya. Bagi kita, Allah adalah satu-satunya kawan sekerja yang dapat diandalkan untuk menolong kita menjalani serangkaian rencana kehidupan kita yang penuh dengan tantangan dan pergumulan. Walaupun banyak rintangan yang kita hadapi dalam hidup ini, namun Dia selalu berada di depan untuk memberi jawab atas persoalan-persoalan hidup kita. Memberi jawaban atas rencana dan usaha kita.Oleh karena itu, jangan pernah berhenti berharap kepada-Nya.Sebab Dia mampu membuat segala sesuatu indah pada waktunya. AMIN....!
No comments:
Post a Comment