Sunday, June 14, 2015

RANCANGANKU BUKANLAH RANCANGANMU



RANCANGANKU BUKANLAH RANCANGANMU
( Bacaan : Yesaya 55:8-9 )
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Ada dua orang pemburu yang sementara menyeret seekor rusa hasil buruan ke tempat di mana mereka menaruh truk yang akan dipakai untuk kembali ke rumah. Setelah beberapa lamanya menyeret rusa mereka, kedua pemburu ini kemudian bertemu dengan pemburu lain
yang juga sementara berburu tapi mereka belum mendapatkan hasil. Pemburu yang belum mendapatkan hasil ini kemudian berkata kepada mereka “ saya tidak bermaksud untuk mendikte atau mengajar, tapi saya pikir, kalian akan lebih muda menyeret rusa itu dengan arah yang berlawanan sehingga tanduknya tidak tertancap ke tanah”. Setelah si pemburu pergi, keduanya memutuskan untuk mencoba menggunakan cara yang disarankannya. Setelah berjalan beberapa saat, yang seorang berkata kepada yang lainnya, “apa yang disarankan orang itu sangat tepat, cara ini lebih muda dari cara yang pertama karena tanduk rusa kita tidak lagi tertancap-tancap ke tanah”. Lalu rekannya menimpali “ya, dia memang benar… tapi sayangnya cara yang dia tawarkan itu, membuat kita semakin menjauh dari truk untuk pulang ke rumah karena kita salah arah”.
Mungkin ada di antara kita yang hadir yang menertawai tindakan dua pemburu tadi. Bahkan tidak menutup kemungkinan, kita mengatakan dalam hati jika mereka sangat tolol dan tidak menggunakan pikirannya ketika mereka diberitahu oleh si pemburu yang lain tadi. Apapun pendapat dan tanggapan kita terhadap cerita tersebut, mudah-mudahan kita semua bisa melihat cerita ini, sebagai salah satu cerita yang mengemukakan sebuah fakta kehidupan kita, mengenai terlalu seringnya kita kehilangan arah yang jelas hanya karena terlalu banyak mendengarkan apa kata orang. Tidak jarang kita kehilangan tujuan karena hanya mau mengalami hal yang baik dan mudah-mudah saja seperti yang dialami oleh kedua pemburu tadi. Hanya karena tanduk rusa mereka yang selalu tersangkut karena cara mereka menyeret yang salah, lalu kemudian dipengaruhi oleh orang lain, akhirnya mereka mendengarkan orang lain yang sebenarnya bukanlah ajaran yang benar, malah sebaliknya membawa mereka semakin jauh dari tujuan semula.
Situasi seperti ini bukanlah hal baru bagi kedua pemburu tadi dan mungkin juga bagi kita semua. Situasi seperti ini juga pernah terjadi dalam Alkitab, bahkan itu terjadi atau dialami oleh bangsa pilihan Allah. Di balik seruan nabi Yesaya tentang apa yang tadi kita baca: “Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalan-Ku bukanlah jalanmu”, ada sebuah fakta sejarah yang sangat menarik dan berharga untuk dijadikan pengajaran bagi kita semua. Kitab nabi Yesaya merupakan salah satu kitab nabi besar selain Yeremia, Yeheskiel dan Daniel yang di dalamnya memberi gambaran tentang perjalanan Israel dalam beberapa bagian. Pada pasal 1-39, kitab ini memberi kita gambaran tentang bagaimana nabi Yesaya bernubuat akan malapetaka yang akan terjadi menimpa Yehuda dan Israel, yang hidup dalam kebobrokan moral dan kemerosotan agama, karena telah hidup jauh dari perintah dan kehendak Tuhan, melainkan hidup menurut apa kata raja dan orang-orang di sekitar mereka. Sedangkan bagian selanjutnya, yakni pasal 40-60, memberikan gambaran tentang situasi yang dialami Israel dan Yehuda di pembuangan, serta nubuat akan kelepasan yang akan dinyatakan Allah pada masanya. Bagian bacaan kita hari ini dari Yesaya 55:8-9, masuk dalam bagian kedua yang menceriterakan tentang keadaan Israel dan Yehuda di pembuangan, serta berita akan tibanya kelepasan dari orang yang diurapi Tuhan (Mesias). Menjadi pertanyaan bagi kita semua, apa yang menyebabkan Israel ditawan ke pembuangan? Ada banyak alasan yang dapat dikemukakan. Namun apapun penyebabnya, semua penyebab itu mengerucut pada satu poin mendasar, yakni: “karena mereka telah hidup jauh dari Tuhan dan menuruti kehendak mereka sendiri”. Alhasil, sikap ini pada akhirnya membawa malapetaka pada diri mereka. Mengapa mereka meninggalkan Tuhan dan jalan yang selama ini menjadi jalan kebaikan mereka? Itu karena pemimpin mereka, entah sebagai pemimpin pemerintahan dan pemimpin agama, tidak lagi mendengarkan suara Tuhan yang telah menuntun, membimbing serta mengarahkan mereka, tapi justru mendengarkan suara dari bangsa-bangsa di sekitar mereka yang tidak hidup di dalam Tuhan.
Pada saat mereka telah meninggalkan Tuhan dan perintahnya, pada saat itulah, mereka telah berpaling dari Allah dan sekaligus berbalik arah dari jalan yang selama ini mereka lalui. Konsekuensi dari pembangkangan Israel itu, Tuhan pun murka dan mengambil sikap terhadap Israel. Allah, dengan menggunakan perantaraan bangsa lain menyatakan “pengajaran-Nya” kepada Israel, dengan mendatangkan Asyur menawan Israel, serta Babel untuk menawan Yehuda. Dalam masa pembuangan itu pun, Israel tetap saja merasa tidak bersalah, malah sebalikanya, mereka masih saja menyalahkan Tuhan atas apa yang mereka alami. Namun pada akhirnya, mereka menyadari jika apa yang mereka alami, bukanlah sebuah hal yang buruk dari Tuhan. Dalam suasana kesadaran itulah, nabi Yesaya datang dan menyampaikan pesan Tuhan tentang apa yang dialami oleh Israel itu adalah sebuah pelajaran yang sangat berharga dari Tuhan. Karena itulah bacaan kita berbunyi “sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu”. Ya, rancangan yang Tuhan sediakan bagi Israel, adalah rancangan yang Tuhan buat untuk kebaikan Israel. Meskipun mungkin itu adalah sebuah rancangan yang di dalamnya ada pergumulan dan penderitaan, yakni, mereka harus ditawan ke bangsa Asyur dan Babel, tapi itu adalah rencana yang mulia dari Tuhan bagi Israel yang pernah hidup jauh dari Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu. Ya, jalan Tuhan kadang tak terselami. Ada banyak hal yang tidak dimengerti oleh Israel ketika Tuhan “membuang” Israel ke Asyur dan Babel. Namun pada akhirnya, rencana dan rancangan Tuhan inilah yang terbaik bagi Israel. Tuhan mengizinkan itu terjadi agar Israel kemudian menyadari akan kesalahan yang pernah dibuat oleh para nenek moyang mereka yang telah memberontak dan membelakangi Tuhan. Di balik rancangan pembuangan Israel tersebut, ada rencana indah lainnya yang Tuhan sediakan bagi mereka. Kita dapat membayangkan, akan apa jadinya Israel jika Tuhan tidak mengizinkan mereka untuk mengalami hal itu. Yang pasti bagi kita semua bahwa, rancangan, rencana dan jalan Tuhan itu, pada akhirnya akan mendatangkan kebaikan, meskipun kita mungkin  sementara mengalami hal-hal yang sulit dalam hidup.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Setiap kita yang hadir saat ini, pasti memiliki impian dan cita-cita yang telah kita tanamkan semenjak kita kecil hingga hari ini. Dan sangat wajar, jika semua kita yang hadir, berharap agar setiap cita-cita dan impian tersebut bisa tercapai. Nah, untuk mencapai cita-cita tersebut, setiap orang mesti memiliki rencana dan tahapan-tahapan yang ditetapkan dalam rangka mencapai cita-cita tersebut. Dalam bahasa yang lebih sederhana, kita kemudian menetapkan rencana-rencana yang diharapakan dapat membawa kita pada cita-cita yang diharapakan. Namun tidak dapat disangkali, jika kita sering menghadapi berbagai persoalan dan pengujian, yang kadang-kadang membuat kita merasa ditinggalkan. Terlalu sering kita merasa, Tuhan telah membiarkan kehidupan kita, karena yang kita alami itu adalah hal-hal yang sulit saja. Persoalan datang silih berganti. Ada masalah pribadi, ada masalah keuangan, ada masalah keluarga, ada masalah pekerjaan, dan masalah-masalah lain yang sering membuat kita sepertinya sudah mau menyerah dengan keadaan yang kita alami. Namun, melalui bacaan kita hari ini, kita semua telah diajar bahwa, setiap hal yang kita alami dalam hidup, itu adalah bagian dari pembelajaran dan pengajaran yang Tuhan  berikan kepada kita. Mungkin sekarang kita lagi berada dalam multi krisis yang semakin menghimpit kehidupan. Jangan menyalahkan siapa-siapa untuk peristiwa tersebut. Tapi mari berusaha untuk mengevaluasi kehidupan kita belakangan ini di hadapan Tuhan. Terkadang kita melakukan kesalahan dan meninggalkan Tuhan, tapi justru kita merasa tidak bersalah, dan berbalik “menyerang” Tuhan atas persoalan yang dialami. Terlalu sering kita menuduh Tuhan, jika Dia tidak peduli lagi pada kita, padahal justru kita yang tidak lagi peduli kepada Dia. Dalam situasi seprti itulah, Tuhan selalu datang dan memakai situasi itu untuk dijadikan hal yang baik bagi umat-Nya. Setiap rancangan dan rencana kita, sudah disampaikan kepada Tuhan di dalam doa. Yakinlah, bahwa setiap permohonan itu, jika Tuhan berkati akan diberikan oleh Dia, tepat pada waktunya.  Namun, pada saat yang sama, kita harus menyadari, jika Tuhan pun memiliki rencana dan rancangan yang indah bagi kita semua. Mungkin, rencana dan rancangan-Nya itu, agak berat untuk kita lalui dan jalani, namun Tuhan memperkenankan itu agar kita menjadi lebih baik.
saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Mengakhiri renungan kita hari ini, berikut ada sebuah kisah tentang cangkir yang sangat cantik. Sepasang opa dan oma pergi belanja di sebuah toko souvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik "Lihat cangkir itu," kata si oma kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si opa. Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, tapi perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah
liat yang tidak berguna. Namun suatu hari, ada seorang penjunan dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata "belum !"Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak. Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini aku
dibiarkan dingin. Setelah benar-benar dingin seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku lalu melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku. Saudara, seperti inilah Allah membentuk kita. Pada saat Ia membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara, rencana dan rancangan dari Allah untuk mengubah kita supaya menjadi cantik, baik dan memancarkan kemuliaan Allah. Yak 1 : 2 - 4 "Saudara-saudaraKu, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa UJIAN terhadap IMANMU menghasilkan KETEKUNAN. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya kamu MENJADI SEMPURNA dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun."Apabila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Allah sedang membentuk anda.
Bentukan - bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai, anda akan melihat betapa cantiknya Allah membentuk anda, itu karena Dia memiliki rencana dan rancangan yang sangat indah bagi umat-Nya yang tetap setia di jalan-Nya. AMIN.

No comments:

Post a Comment